Taman Laut Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara
Jumat, Agustus 14, 2009 Diposkan oleh Pahlawan Bertopeng 212
Label: Sulawesi Utara

Secara keseluruhan, Taman Laut Nasional Bunaken meliputi area seluas 75.255 hektar dan terdiri dari lima pulau, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Kelima pulau tersebut memiliki jumlah populasi lebih dari 21.000 jiwa.

Kawasan Bunaken secara geografis masuk dalam perairan "Segi tiga emas" dimana kawasan ini menjadi habitat lebih dari 3.000 spesies ikan. Perairan "Segi tiga emas" yang dimaksud ialah perairan yang menghubungkan Laut Papua, Filipina, dan Indonesia. Lantaran kekayaan yang terkandung di dalamnya, pemerintah dan organisasi non pemerintah (nasional maupun internasional) bekerja sama untuk menjalankan program konservasi terumbu karang dan mangrove di kawasan Bunaken. Program konservasi terumbu karang ini bertujuan untuk menjaga ribuan jenis ikan laut dari kepunahan.

Melihat potensi alam dan juga aktivitas konservasi ekologi laut di kawasan ini, maka pemerintah setempat yakni Kota Manado menggagas kawasan Bunaken sebagai objek wisata bahari dan pendidikan. Aspek keindahan alam di laut dan edukasi menjadi menu utama berwisata di Taman Laut Nasional Bunaken. Oleh karenanya, kawasan Bunaken diresmikan sebagai taman laut nasional oleh Menteri Kelautan pada tahun 1991.


Keistimewaan

Hampir bisa dipastikan bahwa wisatawan akan menyempatkan diri mengunjungi Taman Laut Nasional Bunaken ketika berlibur ke Manado, Sulawesi Utara. Kendati kawasan taman laut ini memiliki gugusan yang terdiri atas lima pulau, Pulau Bunaken-lah yang paling tersohor.

Bunaken ialah sebuah pulau seluas kurang lebih 8 kilometer persegi di Teluk Manado. Pulau ini merupakan bagian dari Kota Manado, ibukota Propinsi Sulawesi Utara. Di sekitar Pulau Bunaken, terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua dimana ia menjadi salah satu taman laut yang memiliki biodiversitas kelautan tertinggi di dunia. Oleh karenanya, fasilitas selam scuba (scuba diving) dapat menarik banyak wisatawan ke pulau ini. Meskipun meliputi area seluas 75.265 hektar, lokasi penyelaman hanya terbatas di sekitar pantai-pantai yang mengelilingi kelima pulau tersebut. Petugas taman laut melarang pengunjung menyelam sampai ke tengah laut karena dikhawatirkan akan lepas dari pantauan petugas pantai.

Kini, Bunaken mempunyai sedikitnya 40 tempat penyelaman yang kaya akan ikan-ikan tropis dan terumbu karang. Pengunjung dapat menyelam dan menyaksikan 150 spesies dari 58 genus ikan-ikan serta terumbu karang di kawasan Taman Laut Nasional Bunaken. Dijamin penyelam akan takjub dengan kekayaan taman laut ini.

Taman Laut Nasional Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam diantaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi oleh penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.

Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut. Di wilayah inilah terdapat underwater great walls atau yang disebut juga hanging walls atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken. Fenomena alam laut yang ada di Bunaken, hampir pasti tidak bisa ditemukan di taman laut lain. Berwisata di taman laut ini baik untuk perkembangan pengetahuan orang dewasa dan anak-anak tentang alam laut.

Selain kemasyhuran pesona dalam laut, pulau-pulau di kawasan taman nasional ini menghadirkan suasana natural. Pengunjung dapat bercengkerama bersama keluarga maupun orang terkasih pada sore hari di pinggir pantai dimana sang surya tidak lagi memancarkan panas sinarnya sembari menikmati sajian masakan favorit yang dapat dipesan di restoran di resort yang pengunjung pilih.


Lokasi

Pulau Bunaken berada di perairan Laut Sulawesi. Taman Laut Nasional Bunaken berada di sekitar pulau itu, yakni di sebelah utara Teluk Manado yang masih dalam wilayah administrasi pemerintah Kota Manado, Propinsi Sulawesi Utara, Indonesia.


Akses

Taman laut ini terletak sekitar 5000 kaki atau 1,5 kilometer dari Kota Manado. Menuju ke taman laut ini pengunjung harus menggunakan perahu motor dari tepian pantai di Teluk Kota Manado. Biaya menyewa perahu motor ini relatif murah, kendati harga yang ditawarkan beragam.


Harga Tiket Masuk

Pengunjung yang akan masuk kawasan Taman Laut Bunaken dikenakan tiket sekali masuk sebesar Rp 50.000 tiap orangnya. Biaya ini berlaku bagi yang ingin menyelam dan tidak. Selain itu, ditawarkan pula tiket yang berlaku untuk satu tahun sebesar Rp 150.000. Bila pengunjung membeli tiket masuk satu tahun, maka akan diberikan semacam lencana dari plastik sebagai tanda masuk.


Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Wisatawan dapat menemui dan memilih langsung tempat menginap dari berbagai resort maupun homestay yang ada di sekitar lokasi. Terdapat pula jasa penyewaan alat selam dan instrukturnya. Instruktur diving yang disediakan menguasai bahasa Inggris, Jerman, Belanda dan Perancis. Di kawasan ini, kolam renang, hot shower, dan restoran tidak sulit didapatkan.
Fenomena Crop Circle
Created : Ezha_cuTe
Senin, 10 Mei 2010

Crop circle is Back! Setelah ditunggu-tunggu, crop circle pertama di tahun 2010 akhirnya muncul di Old Sarum, Nr Salisbury, Wiltshire, pada tanggal 05 Mei 2010. Crop circle ini sepertinya akan menjadi pertanda dimulainya musim kemunculan crop circle di Inggris.





Continue Reading
16 komentar:
You might also like:
*Mengungkap Fenomena Ice Circle*Apabila kamu melihat sebuah
Fenomena yang terkait dengan BETA
Kehidupan di Bulan
LinkWithin
Mitos Tentang Petir
Created : Ezha_cuTe
Jumat, 07 Mei 2010

1. Petir Hanya Menyambar Saat Hujan
Petir dapat menyambar sebelum, pada saat, atau setelah hujan. Bahkan, petir kerap muncul di langit biru pada cuaca cerah.

2. Petir Tidak Pernah Menyambar Tempat yang Sama Dua Kali
Petir sering menyambar tempat yang sama berulang-ulang, terutama tempat tinggi dan berujung lancip, seperti beberapa gedung pencakar langit.

3. Ban Karet Melindungi Anda
Mobil adalah salah satu tempat yang aman pada saat terjadi petir menyambar. Namun, itu bukan karena ban mobil. Bodi berbahan metal di luar mobil menghantar aliran listrik di luar mobil. Untuk berjaga-jaga, selalu pastikan jendela mobil tertutup rapat.


Continue Reading
8 komentar:
You might also like:
Foo Fighter
Kisah Bayi Dari Dalam Tanah
BETA
LinkWithin
Misteri Lampu Abadi
Created : Ezha_cuTe
Senin, 03 Mei 2010


Seorang sarjana Australia Robbert Briggen, berpendapat bahwa manusia jaman prasejarah itu memiliki intelegensi yang lebih maju daripada ilmu pengetahuan yang kita miliki karena mereka memiliki lampu-lampu abadi.

Pada bulan April 1485 mayat seorang gadis bangsawan dari zaman yunani kuno dikeluarkan dari tempat perkuburannya di “Appian Way”. Ketika para penyelidik memasuki tempat pemakamannya, mereka terkejut menemukan sebuah lampu yang menyala sejak 1.500 tahun yang lalu.
Continue Reading
12 komentar:
BUDAYA MESIR YANG ADILUHUNG

Harus diakui bahwa Mesir memang memiliki sejarahnya sendiri. Negeri ini begitu kaya dengan peninggalan sejarah yang sungguh tidak kalah dengan negeri-negeri lain bahkan jauh lebih unggul. Bentangan peristiwa historis itu terdapat di mana-mana. Makanya Mesir bisa disebut sebagai negeri dongeng atau negeri sejarah. Begitu banya peninggalan sejarah yang bisa dilacak hingga tahun sebelum masehi. Mulai dari masa prasejarah sampai menjadi negeri modern. Jadi Mesir merupakan negeri dengan tujuan wisata yang sangat komplit, mulai dari wisata ritual hingga wisata pra sejarah. Semuanya ada. Pantaslah jika jumlah wisatawan asing yang datang ke Mesir mencapai 14 juta orang setiap tahun. Mereka datang dari seluruh pelosok penjuru dunia. Tidak lain adalah ingin melihat kehebatan Orang Mesir di masa lalu hingga sekarang.

Pada hari kedua kunjungan saya ke Mesir, maka saya manfaatkan untuk melihat Mesir masa lalu. Monumen Mesir yang didirikan oleh Bangsa Perancis dan diperbaharui oleh Muhammad Ali tahun 1897 M dan selesai tahun 1901 M sungguh menyajikan kehebatan bangsa Mesir di era lalu. Di Museum ini disajikan berbagai benda sejarah masa lalu. Ada sebanyak 12 mummi dari tahun 1600 SM sampai tahun 1200 SM. Raja-raja Mesir seperti Ramses I dan II serta lainnya ternyata jasadnya masih utuh. Demikian tinggi teknologi pengawetan mayat itu hingga sekarang. Pantaslah jika banyak ahli antropologi fisik yang terkagum-kagum dengan temuan yang spektakular tersebut.

Ternyata bahwa kita memang harus mengagumi teknologi orang-orang dulu. Teknologi pembuatan perhiasan dari emas dan perak juga luar biasa. Cincin, gelang, kalung, liontin, broz, perhiasan lainnya ternyata sangat indah. Mahkota raja dan peralatan kelengkapan raja juga dibuat dengan sangat canggih. Jika sekarang kita mengagumi teknologi pembuatan perhiasan, maka di zaman pra sejarah ternyata juga sudah sangat tinggi. Perhiasan emas bertatahkan berlian warna-warni dan juga perhiasan khas raja-raja Mesir dibuat dengan sangat indah. Teknologi peralatan dari kayu dan tembikar juga sangat menakjubkan. Anyaman tembikar sudah sedemikian bagusnya. Sungguh tidak kalah dengan teknologi anyaman yang berkembang sekarang. Ketika saya memperhatikan teknologi anyaman itu, maka muncul rasa kekaguman bahwa teknologi masa lalu ternyata sangat adiluhung. Ukiran kayu juga tidak kalah dengan ukiran kayu sekarang. Motif dan coraknya sangat variatif. Kehalusan dan kerapiannya juga tidak tertandingi. Teknologi batu juga sangat baik. Patung-patung Dewa Mesir dibuat dan diukir dengan sangat menakjubkan. Ada yang ukuran kecil dan besar. Demikian pula kendaraan yang ditarik oleh kuda atau keledai –di Yogyakarta disebut delman—juga sudah sangat maju. Makanya, jika orang sekarang menyombongkan teknologi kayu, emas, anyaman dan sebagainya rasanya memang harus melihat dulu teknologi masa lalu, terutama di Mesir kuno. Jika ingin tuntas melihat hasil cipta, rasa dan karsa manusia masa lalu, maka seharusnya satu hari penuh. Jadi bisa bercengkerama dengan produk masa lalu tersebut secara menyeluruh. Sayangnya saya hanya dua jam saja sebab harus segera ek Universtas Al Azhar dalam muhibah ilmiah di sana.

Saya datang lebih cepat satu jam dari jam yang ditentukan oleh Universitas. Kemudian, saya bertemu dengan Wakil Rektor Bidang akademik dan kemahasiswaan, Prof. Dr. Abdullah Husni Hilal dan ditemani oleh staf bidang kerjasama. Dari kedutaan Besar Indonesia di Mesir datang Pak Muhlason. Sementara saya, Prof. Saiful Anam, Prof. Abdul A’la, Prof. Abdul Haris dan Ahmad Zaini hadir di ruang Rektor I tersebut. Karena Prof. Saiful yang paling bagus bahasa Arab amiyahnya, maka beliaulah yang menjadi juru bicara mewakili IAIN Sunan Ampel. Intinya, bahwa IAIN Sunan Ampel menghendaki ada Memory of Understanding (MoU) untuk pengiriman tenaga dosen Bahasa Arab, kemudian review kurikulum dan program kunjungan ilmiah. Sayangnya bahwa untuk penandatangan MoU harus melewati proses birokrasi yang cukup rumit. Meskipun demikian, Prof. Abdullah Husni menyambut baik keinginan melakukan kerjasama dalam bidang-bidang tersebut. Memang butuh waktu untuk melakukan penandatangan MoU.

Saya dan kawan-kawan kemudian makan di Restoran dan Cafe Soiree Gohar Group. Restoran ini dipenuhi oleh pembeli dari berbagai bangsa. Rupanya, banyak biro travel yang bekerjasama dengan restoran ini. Dengan 75 Lira Mesir (pon) maka bisa saja orang mengambil makanan apa saja yang disediakan di sini. Sajian model buffee, sehingga orang bisa mengambil makanan seperti nasi goreng, nasi putih, bubur khas Mesir, sayuran dan ikan ayam atau daging dan dapat dimakan secukupnya.

Wisata Ziarah juga tidak kalah dengan tempat lainnya. Masjid Sultan Hasan, misalnya didirikan tahun 1356 M atau 757 H. Masjid ini juga dihiasi ornamen yang sangat indah. Di Masjid ini terdapat empat ruangan yang dulu digunakan untuk menampung jamaah pengajian dari empat madzab. Jika ada orang yang menginginkan mengaji sesuai dengan madzab Syafii, maka dia akan datang ke situ. Demikian pula penganut madzab Hambali, Maliki, Hanafi. Dalam masjid ini ada seorang imam yang selalu siap untuk melayani konsultasi agama dalam bahasa Inggris. Dia berperan sebagai mu’adzin setiap waktu salat dan sekaligus imam shalat rawatib.

Menurut ukuran sekarang, di mana bangunan lebih bercorak minimalis, maka masjid Sultan Hasan ternyata memang berseni tinggi. Bangunannya yang tinggi menjulang dengan menara yang sangat indah menjadi ciri khas bangunan-bangunan masjid di Mesir. Saya sempat shalat jama’ qashar di masjid ini. Hanya saja lalu muncul pertanyaan, bagaimana para Sultan itu dapat membangun gedung-gedung sedemikian megah di masa itu, dan mengapa justru di era modern tidak banyak pemimpin yang dapat mewujudkan bangunan indah seperti itu. Bisa saja ada faktor politis yang mendukung terhadap hal ini. Kekuasaan Sultan yang otoriter tentu mendukung semua mimpi raja untuk dapat diwujudkan.

Di sebelahnya juga ada masjid yang juga sangat indah. Masjid Imam Rifa’i. Masjid ini didirikan pada tahun 1869 M atau tahun 1286 H. Masjid ini juga berornamen sangat indah. Bahkan orang menyatakan masjid kembar. Di dalamnya terdapat makam orang Suci, Imam Rifa’i dan juga beberapa lainnya. Sebagai mursyid agung tarekat Rifa’iyah, maka banyak peziarah yang melakukan ritual sesuai dengan keyakinannya. Misalnya melakukan penghormatan dengan mencium lantai di depan makam al-Imam. Makam itu juga dihias sangat indah. Tentu sebagai penghormatan terhadap kewalian sang Auliya.

Saya sungguh bersyukur bisa menikmati kekayaan budaya bangsa Mesir meskipun hanya selintas. Seandainya tidak diburu waktu harus melakukan kunjungan yang bercorak akademis, rasanya ingin menjejakkan kaki ke seluruh artefak budaya bangsa ini. Saya tentu menjadi yakin dengan kebenaran pendapat para pengkaji antropologi struktural, bahwa tidak ada sebuah bangsa yang dianggap tinggi atau rendah budayanya, sebab budaya memiliki kekhasan yang masing-masing memiliki keunggulannya. Dan bangsa Mesir sudah membuka mata kita, bahwa orang Kuno ternyata juga memiliki budaya yang luar biasa dilihat dari kurun waktu itu.

Wallahu a’lam bi al shawab.
ISLAM DAN BUDAYA MADURA1
Taufiqurrahman2
Abstrak:

Masyarakat Madura dikenal memiliki budaya yang khas, unik, stereo- tipikal, dan stigmatik. Identitas budayanya itu dianggap sebagai deskripsi dari generalisasi jatidiri individual maupun komunal etnik Madura dalam berperilaku dan berkehidupan. Kehidupan mereka di tempat asal maupun di perantauan kerapkali membawa─ dan senantiasa dipahami oleh komu- nitas etnik lain atas dasar─ identitas kolektifnya itu. Akibatnya, tidak ja- rang di antara mereka mendapat perlakuan sosial maupun kultural─ seca- ra fisik dan/atau psikis─ yang dirasakan tidak adil, bahkan tidak propor- sional dan di luar kewajaran.

Berbagai deskripsi perilakuabsurd orang-orang Madura terbiasa di- ungkap dan ditampilkan─ misalnya, dalam forum-forum pertemuan ko- munitas intelektual (well-educated)─ sehingga kian mengukuhkan generali- sasi identitas mereka dalam nuansa tersubordinasi, terhegemonik, dan te- ralienasi dari “pentas budaya” berbagai etnik lainnya sebagai elemen pembentuk budaya nasional. Kendati pun setiap etnik mempunyai ciri khas sebagai identitas komunalnya, namun identitas Madura dipandang lebih “marketable” daripada etnik lainnya untuk diungkap dan diperbin- cangkan, terutama untuk tujuan mencairkan suasana beku atau kondisi te- gang pada suatu forum pertemuan karena dipandang relatif mampu da- lam menghadirkan lelucon-segar (absurditas perilaku).
Dalam konteks religiusitas, masyarakat Madura dikenal memegang
kuat (memedomani) ajaran Islam dalam pola kehidupannya kendati pun
menyisakan “dilema,” untuk menyebut adanya deviasi/kontradiksi antara

ajaran Islam (formal dan substantif) dan pola perilaku sosiokultural dalam praksis keberagamaan mereka itu. Pengakuan bahwa Islam sebagai ajaran formal yang diyakini dan dipedomani dalam kehidupan individual etnik Madura itu ternyata tidak selalu menampakkan linieritas pada sikap, pen- dirian, dan pola perilaku mereka. Dilema praksis keberagamaan mereka itu, kiranya menjadi tema kajian menarik terutama untuk memahami seca- ra utuh, mendalam, dan komprehensif tentang etnografi Madura di satu sisi, dan keberhasilan penetrasi ajaran Islam pada komunitas etnik Madura yang oleh sebagian besar orang/etnik lain masih dipandang (diyakini?) te- lah mengalami internalisasi sosiokultural, di sisi lain. Pemahaman demi- kian diharapkan dapat memberi kontribusi yang bermakna terutama bagi kejernihan dan kecerahan pola pandang elemen warga-bangsa.
Budaya Melayu-Indonesia & Dunia oleh A. Kohar Ibrahim TOUTES les cultures sont liées les unes aux autres ; nulle n’est unique et pure, toutes sont hybrides, hétérogènes, extraordinairement différenciées et non monolithiques.Demikian tulis Edward Saïd, dalam makalahnya berjudul : « Culture et Impérialisme ». In Le Grand Soir Info 1.07.2007. Bahwa : « Semua Kebudayaan adalah saling berhubungan satu sama lain ; tak satupun yang unik dan murni, semua dalam ragam-macam, bercampur-bauran, memiliki ciri keragaman yang luarbiasa dan non-monolitis. » Benar memang benar dengan mudah saya membenarkan pendapat Edward Said tersebut. Baik dari pengetahuan yang saya peroleh secara tak langsung maupun yang secara langsung berupa pengalaman hidup sendiri, saya membenarkan kebenarannya yang hakiki. Sebagaimana juga saya membenarkan opini intelektual lainnya, yakni Mahmoud Darwich, berkenaan dengan Warisan Peradaban Umat Manusia. Yakni, bahwa « Warisan peradaban ummat manusia adalah satu : diperkaya dalam suatu proses yang panjang. » Opini mana saya jadikan salah satu sitiran andalan ketika menyusun makalah « Sekitar Tempuling » (Telaah Buku Kumpulan Sajak « Tempuling » Rida K Liamsi, Yayasan Sagang, Pekanbaru 2004). Juga manakala kami – saya dan Lisya Anggraini menyusun makalah yang kemudian pun dijadikan buku berjudul « Kepri Pulau Cinta Kasih » (Yayasan Titik Cahaya Elka, Batam, 2006). Tanpa pemahaman akan kesepahaman yang serupa baik seperti yang diungkapkan Edward Said maupun Mahmoud Darwich itu, maka sulitlah kiranya saya bisa menyusun berkas-berkas naskah esai seperti yang tersunting menjadi kedua buku tersebut di atas. Karena pemahaman itu sarat akan gerak dinamika hidup dan kehidupan budaya ummat manusia sejak zaman awal muawalnya hingga zaman kekinian. Dengan itu pun, bisalah memudahkan pemahaman baik berawal dari yang lokal, yang nasional, yang regional sampai yang internasional atau global. Baik berawal dari satu segi atau bagian ke segi-segi atau bagian-nagian kehidupan lainnya hingga menyeluruh keseluruhan. Maupun dengan cara-gaya kebalikannya : dari yang umum, yang universal, ke yang khusus atau ke bagian atau bagian-bagiannya. Begitulah, kongkretnya, ketika berhadapan pada perihal sekaligus persoalan Budaya Melayu di Kepulauan Riau (Kepri). Terpikirlah antara lain : apa dan dari mana datangnya ? Apakah muncul begitu saja dari dasar laut ala Tsunami ataukah jatuh dari langit ? Tapi ternyata tidak berasal muasal secara mendadak sontak baik dari dasar laut pun bukan dari langit. Melainkan kelompok penduduk yang datang dari Asia Selatan ke Nusantara, bersama kebudayaannya sekalian, dalam masa gelombang perpindahan penduduk sekitar 2500 SM. Sejak itu, dapat diperkirakan, akan ragam macam penduduk asal kawasan lainnya yang juga berdatangan mendiami pulau dan kepulauan Nusantara lainnya. Juga dengan bawaan budayanya masing-masing – dalam mana termasuk salah satu elemen penting, jika bukan yang essensil, yakni bahasanya masing-masing pula. Dengan demikian, semenjak terjadinya gelombang perpindahan penduduk 2500 SM hingga Abad Ke-21 M atau zaman modern ini, perkembangan peradaban manusia di kawasan Nusantara ini menjadi begitu luarbiasa. Selaras dinamika inter-relasi, inter-komunikasi, baik secara osmosia, silang-selang-seling maupun taut-bertautan hidup kehidupan di berbagai bidang adanya. *** (Akibr)
Budaya Sunda Mulai Terlupakan

Minggu, 18 Juli 2010 - 17:05 WIB
| More

BOGOR (Pos Kota) – Pengaruh budaya modern dengan arus globalisasi tanpa batas membuat kebudayaan Sunda mulai dilupakan masyarakat Kota Bogor, terutama pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Untuk membantu mempertahankan kebudayaan warisan nenek moyang, gerbong kepengurusan Paguyuban Pasundan Kota Bogor masa bakti 2010-2015 mulai berjalan. Organisasi yang dipimpin Iyod Sasmita ini dikukuhkan dan dilantik Paguyuban Pasundan Jawa Barat di Balaikota Bogor.

Walikota Bogor, Diani Budiarto, diwakili Asisten Tata Praja Kota Bogor Ade Syarip Hidayat, tak menampik jika era globalisasi kini telah mulai mempengaruhi kebudayaan Sunda. Ia mencontohkan, dalam kehidupan sehari-sehari, warga Kota Bogor kini sudah jarang berbicara menggunakan Bahasa Sunda. Bahkan, generasi muda sepertinya sudah mulai tak peduli terhadap budaya Jawa Barat ini.

“Dalam kehidupan sehari-hari, remaja putri saat ini jarang terlihat mengenakan kebaya Sunda yang sebenarnya merupakan ciri khas warisan nenek moyang,” katanya. Melihat kenyataan tersebut, sepertinya masyarakat sudah mulai kehilangan tata krama adat budaya leluhurnya. Hal inilah yang mengundang keprihatinan, akibat semakin menipisnya budaya Sunda di sekitar Kota Bogor.

Meski demikian, Ade mengajak warga agar tak berputus asa dan berjuang mempertahankan dan memelihara budaya tersebut. “Paguyuban Pasundan diharapkan dapat merawat, memelihara dan mempertahankan budaya Sunda,” papar Ade Syarif.

Ketua Paguyuban Pasundan Jawa Barat, H Safei, mengatakan organisasi dapat terus berjaya berkat dukungan serta ketangkasan para pengurus dalam membangun kemitraan dengan pemerintah daerah.

“Mudah-mudahan, Paguyuban Pasundan di masing-masing anak cabang dapat dirasakan manfaat dan keberadaannya,” ujar Safei.
(yopi/sir)
Bookmark and Share
Kebudayaan Korea
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Ini adalah artikel tentang kebudayaan tradisional Korea. Untuk kebudayaan modern, lihat kebudayaan kontemporer Korea Utara dan kebudayaan kontemporer Korea Selatan.

Budaya tradisional Korea diwarisi oleh rakyat Korea Utara dan Korea Selatan[1], walaupun keadaan politik yang berbeda telah menghasilkan banyak perbedaan dalam kebudayaan modern Korea.
Arsitektur istana Deoksugung
Perayaan lentera
Daftar isi
[tampilkan]

* 1 Seni Tradisional
o 1.1 Musik
o 1.2 Tarian
o 1.3 Lukisan
o 1.4 Kerajinan tangan
o 1.5 Tembikar dan keramik
* 2 Kehidupan
o 2.1 Rumah
o 2.2 Taman
o 2.3 Pakaian
o 2.4 Kuliner
o 2.5 Teh
o 2.6 Festival
o 2.7 Permainan
* 3 Situs Warisan Dunia
o 3.1 Kuil Jongmyo
o 3.2 Istana Changdeok
o 3.3 Bulguksa
o 3.4 Tripitaka Koreana dan Haeinsa
o 3.5 Hwaseong
o 3.6 Situs dolmen Gochang, Hwasun dan Ganghwa
o 3.7 Wilayah Gyeongju
o 3.8 Kompleks Makam Goguryeo
* 4 Lihat pula
* 5 Referensi

[sunting] Seni Tradisional
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kesenian Korea
[sunting] Musik
Pansori
Pungmul
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Musik Korea

Pertunjukkan musik tradisional Korea mementingkan improvisasi, berjalan terus-menerus, serta sedikit jeda dalam setiap pertunjukkannya. Pansori contohnya, dapat berlangsung sampai lebih dari 8 jam dengan hanya satu penyanyi.

Kontras dengan perbedaan alunan musik barat, sebagian besar pertunjukkan musik tradisonal Korea dimulai dari gerakan (alunan) yang paling lambat sampai paling cepat.

Musik istana, Jeongak, pada zaman dahulu dipentaskan oleh masyarakat kelas atas. Jeongak dimainkan dengan sangat lambat, dengan hanya satu ketukan dalam setiap 3 detik. Ketukan ini diselaraskan dengan kecepatan nafas, sehingga berasa statis (monoton). Alat musik yang digunakan dalam pementasan Jeongak dibuat dari bahan alam, sehingga suaranya lembut dan tenang. Hampir semua alat musik tiup dibuat dari bambu, sedangkan alat musik petik memiliki senar yang dibuat dari sutra.

Pungmul adalah jenis musik rakyat Korea yang kencang dan ekspresif. Pungmul dikategorikan dalam jenis minsogak atau musik rakyat kebanyakan.

Alat musik tradisional Korea dapat dibagi menjadi alat musik tiup, petik (memiliki senar), dan perkusi. Beberapa jenis alat musik tiup: piri, taepyeongso, daegeum, danso, saenghwang dan hun. Alat musik petik: kayageum, geomungo, ajaeng, serta haegeum.

Alat musik perkusi tradisional Korea sangat beragam, seperti kwaenggwari, jing, buk, janggu, bak, pyeonjong, dan sebagainya.Lihat Samulnori.
[sunting] Tarian
Tari topeng Talchum
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tarian Korea

Seperti halnya musik, ada perbedaan dalam bentuk tarian antara rakyat kelas atas (tarian istana) dan kelas rakyat biasa. Tarian istana yang umum contohnya jeongjaemu yang dipentaskan dalam pesta kerajaan, ilmu yang dipentaskan dalam upacara Konfusius. Jeongjaemu dibagi dalam jenis yang asli dari Korea (hyangak jeongjae) dan jenis yang dibawa dari Tiongkok (dangak jeongjae). Tarian lainnya adalah tarian Shamanisme yang dipentaskan oleh dukun dalam upacara-upacara tertentu.
[sunting] Lukisan
Lukisan Bodhidharma, karya Kim Myeong-guk
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lukisan Korea

Lukisan paling awal yang ditemukan di Semenanjung Korea adalah jenis petroglif yang berasal dari zaman prasejarah. Dengan datangnya kebudayaan dan agama Buddha dari Cina, maka teknik melukis menjadi semakin beragam, namun tidak menghilangkan cara asli.

Objek-objek yang biasa dilukis umumnya dipengaruhi alam, contohnya pemandangan, bunga dan burung. Lukisan digambar dengan tinta diatas kertas pohon mulberi atau sutera.

Pada abad ke 18 berbagai teknik baru dikembangkan, terutama dalam menulis indah (kaligrafi) dan ukiran-ukiran cap.
[sunting] Kerajinan tangan

Kerajinan tangan Korea umumnya dibuat untuk digunakan dalam kehidupan dan kegiatan sehari-hari. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan khas Korea umumnya metal, kayu, kain, tanah liat, kaca, kulit dan kertas.

Artefak kerajinan prasejarah seperti tembikar merah dan hitam memiliki banyak kesamaan dengan tembikar Tiongkok kuno yang ditemukan di sekitar wilayah kebudayaan Sungai Kuning.

Dalam masa dinasti Goryeo, pembuatan kerajinan yang menggunakan bahan perunggu kuningan (logam) kuningan berkembang pesat. Selain itu dinasti ini juga terkenal akan kerajinan seladon (keramik) yang indah.

Pembuatan kerajinan pada masa Dinasti Joseon berkembang pesat yakni kerajinan keramik, ukiran kayu, serta benda-benda furnitur.
[sunting] Tembikar dan keramik
Seladon, keramik hijau Dinasti Goryeo.
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tembikar dan keramik Korea

Penggunaan tanah liat dalam masyarakat Korea sudah berlangsung sejak zaman neolitikum dalam bentuk pembuatan tembikar dan keramik. Kerajinan tembikar berkembang pesat pada masa Tiga Kerajaan terutama di kerajaan Silla. Untuk membuat seladon (cheongja) berwarna, digunakanlah proses deoksidasi, dimana seladon dibakar dalam tungku yang dibuat khusus. Permukaan seladon dihiasi dengan berbagai ukir-ukiran.

Seladon khas Dinasti Goryeo, yang berwarna giok hijau, sangat terkenal hingga saat ini. Dinasti Joseon juga mengembangkan kerajinan keramik putihnya (baekja). Beberapa dari keramik-keramik ini kini dijadikan harta nasional Korea Selatan.
[sunting] Kehidupan
[sunting] Rumah
Hanok, rumah tradisional Korea
Hanok tipe chogajip (rumah beratap jerami) di Desa Rakyat Korea, Seoul
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Arsitektur Korea dan Hanok

Masyarakat tradisional Korea memilih tempat tinggal berdasarkan geomansi. Orang Korea meyakini bahwa beberapa bentuk topografi atau suatu tempat memiliki energi baik dan buruk (dalam konsep eum dan yang) yang harus diseimbangkan. Geomansi mempengaruhi bentuk bangunan, arah, serta bahan-bahan yang digunakan untuk membangunnya.

Rumah menurut kepercayaan mereka harus dibangun berlawanan dengan gunung dan menghadap selatan untuk menerima sebanyak mungkin cahaya matahari. Cara ini masih sering dijumpai dalam kehidupan modern saat ini.

Rumah tradisional Korea (biasanya rumah bangsawan atau orang kaya) dipilah menjadi bagian dalam (anchae), bagian untuk pria (sarangchae), ruang belajar (sarangbang) dan ruang pelayan (haengrangbang). Besar rumah dipengaruhi oleh kekayaan suatu keluarga.

Rumah-rumah ini memiliki penghangat bawah tanah yang disebut ondol yang berfungsi saat musim dingin.
[sunting] Taman
Hyangwonjeong, sebuah taman di Gyeongbokgung, Seoul
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Taman Korea

Taman korea adalah bentuk atau rancangan taman tradisional khas Korea. Walau taman Korea amat dipengaruhi konsep taman Cina, rancang bangunnya memiliki keunikan tersendiri.

Karakterisitik taman Korea adalah kesederhanaan, alami dan tidak dipaksakan untuk mengikuti suatu aturan khusus. Dibanding taman Cina dan taman Jepang yang memiliki banyak elemen pelengkap karena konsep mengimitasikan pemandangan asli, taman Korea mungkin lebih tampak kurang akan unsur pelengkap.

Taman Korea sangat mencolok dan sederhana karena selalu terdapat kolam teratai dengan bangunan paviliun di dekatnya. Kolam dihubungkan dengan aliran alami yang bagi orang Korea sangat indah untuk dipandang.

Taman-taman yang terkenal:

* Poseokjeong dan Anapji, taman dari Silla, terletak di Gyeongju
* Huwon, yang berada di dalam kompleks istana Changdeok di Seoul

[sunting] Pakaian
Hanbok
Hwarot, pakaian pengantin
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hanbok

Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (Korea Utara menyebut Choson-ot). Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok wanita (Chima).

Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin.

Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan atau upacara kematian.

Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.
[sunting] Kuliner
Bibimbap
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Masakan Korea dan Masakan Istana Korea

Bentuk kuliner Korea dipengaruhi oleh kebudayaan pertanian mereka. Makanan pokoknya adalah beras. Hasil utama pertanian rakyat Korea adalah beras, gandum dan kacang-kacangan. Hasil laut pun melimpah seperti ikan, cumi-cumi dan udang, sebab Korea dikelilingi 3 lautan.

Kuliner Korea sebagian besar dibentuk dari hasil fermentasi yang sudah berkembang sejak lama. Contohnya adalah kimchi dan doenjang. Makanan fermentasi sangat berguna dalam menyediakan protein dan vitamin ketika musim dingin.

Beberapa menu makanan dikembangkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa khusus seperti festival atau upacara seperti ulang tahun anak yang ke-100 hari, ulang tahun pertama, perkawinan, ulangtahun ke-60, upacara pemakaman dan sebagainya. Pada peristiwa-peristiwa ini selalu dijumpai kue-kue beras yang berwarna-warni.

Makanan kuil berbeda dari makanan biasanya karena melarang penggunaan 5 jenis bumbu yang biasa dipakai seperti bawang putih, bawang merah, daun bawang, rocambole (sejenis bawang), bawang perai, jahe serta daging.

Makanan kerajaan (surasang) saat ini sangat terkenal karena sudah dapat dinikmati seluruh lapisan rakyat.

aq pnen k korsel
[sunting] Teh
Darye, upacara teh Korea
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teh Korea

Teh diperkenalkan di Korea dari Cina sejak lebih dari 2000 tahun lalu ketika agama Buddha disebarkan. Teh digunakan dalam upacara-upacara persembahan. Bentuk kebudayaan teh bangsa Korea terukir dalam upacara teh Korea (Dado).
[sunting] Festival
Daeboreum
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kalender Korea

Kalender Korea didasarkan pada kalender lunisolar.[2]

Kalender Korea dibagi dalam 24 titik putaran (jeolgi) yang masing-masing terdiri dari 15 hari dan digunakan untuk menentukan masa tanam atau panen pada masyarakat agraris pada zaman dahulu, namun pada saat ini tidak digunakan lagi. Kalender Gregorian diperkenalkan di Korea tahun 1895, tapi hari-hari tertentu seperti festival, upacara, kelahiran dan ulang tahun masih didasarkan pada sistem kalender lunisolar.[3] [4]

Festival terbesar di Korea antara lain:

* Seollal, imleknya Korea yang jatuh tepat bersamaan dengan tahun baru Cina.
* Daeboreum, festival bulan purnama pertama
* Dano, festival musim semi
* Chuseok, festival panen raya atau festival kue bulan

Lihat juga hari libur di Korea Utara dan hari libur di Korea Selatan.
[sunting] Permainan
Permainan Yut

Banyak sekali permainan khas Korea seperti:

* Baduk, igo versi Korea. Baduk sangat populer di kalangan orang tua.
* Janggi, versi lama dari catur Tiongkok, Xiangqi
* Yut, permainan keluarga yang sering dimainkan saat festival
* Ssangnyuk, backgammon versi Korea
* Chajeon nori, permainan tradisional perang-perangan antara dua kelompok orang
* Ssireum, bergulat
* Tuho, permainan melemparkan anak panah ke dalam pot
* Geunetagi, permainan ayunan besar
* Seokjeon, permainan melempar batu
* Gakjeo, gulat asal zaman Tiongkok kuno

[sunting] Situs Warisan Dunia

Ada beberapa situs-situs bersejarah Korea yang dijadikan Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
[sunting] Kuil Jongmyo
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Jongmyo

Kuil Jongmyo yang terletak di jantung kota Seoul dijadikan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1995. Kuil ini dibangun untuk menyimpan tablet-tablet memorial anggota mendiang penguasa (Dinasti Joseon) yang didasarkan pada tradisi Konfusianisme. Setiap tahun pada bulan Mei diadakan upacara Jongmyo (Jongmyo Daeje) yang menampilkan upacara persembahan dan tarian. Pertama dibangun tahun 1394 dan terbakar tahun 1592 ketika Jepang menyerang Korea, lalu pada tahun 1608 dibangun kembali. Kuil ini berisi 19 buah tablet memorial para raja dan 30 tablet ratu yang ditempatkan di dalam 19 buah kamar.
[sunting] Istana Changdeok
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Changdeokgung

Changdeokgung atau “Istana Kebajikan Mulia” dibangun tahun 1405 dan musnah dilalap api pada tahun 1592 akibat invasi Jepang, dan direkonstruksi kembali pada tahun 1609. Lebih dari 300 tahun Istana Changdeok adalah pusat kedudukan kerajaan. Istana Changdeok dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1997.
[sunting] Bulguksa
Seokguram
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bulguksa

Bulguksa atau “Kuil Negeri Buddha” adalah kompleks kuil Buddha yang dibangun pada masa Silla Bersatu pada tahun 751 di kota Gyeongju. Beberapa Harta Nasional Korea Selatan yang berharga tersimpan di dalam kuil ini, seperti:

* Seokguram, kuil dalam gua dengan patung Buddha dan ukiran-ukiran dari granit yang sangat indah
* Pagoda Tabo dan Pagoda Seokga yang berarsitektur khas Silla, serta ruangan-ruangan kuil yang menjadi tempat peribadatan.

Bulguksa dan Seokguram merupakan Situs Warisan Dunia yang didaftarkan oleh UNESCO pada tahun 1995.
[sunting] Tripitaka Koreana dan Haeinsa
Haeinsa
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Haeinsa

Haeinsa adalah kuil Buddha tempat penyimpanan kitab suci Tripitaka Koreana. Dibangun pada tahun 802 M di puncak Gunung Gaya di propinsi Gyeongsang Selatan.

Tripitaka Koreana adalah kitab suci Buddha yang tersusun dari ukiran tulisan di blok-blok kayu, berjumlah 81.258 buah blok kayu yang tersusun rapi. Semua tulisannya diukir dalam aksara Cina (hanja).

Haeinsa menjadi daftar Warisan Dunia di UNESCO pada tahun 1995.
[sunting] Hwaseong
Benteng Hwaseong.
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Benteng Hwaseong

Benteng Hwaseong adalah sebuah benteng yang dibangun pada masa Dinasti Joseon yang terletak di kota Suwon, propinsi Gyeonggi. Rekonstruksinya diselesaikan pada tahun 1796 dan melingkupi pada tanah yang datar dan bukit-bukit sepanjang 5,52 km. Benteng ini memiliki 4 gerbang utama, sebuah gerbang air, 4 gerbang rahasia, dan sebuah menara suar.

Benteng Hwaseong dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1997.
[sunting] Situs dolmen Gochang, Hwasun dan Ganghwa
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Situs dolmen Gochang, Hwasun and Ganghwa

Situs Gochang, Hwasun dan Ganghwa adalah situs purbakala dan ratusan kuburan-kuburan kuno (dolmen) dari zaman megalitikum (dari sekitar tahun 1000 SM). Semenanjung Korea adalah salah satu tempat terbanyak di dunia yang memiliki situs dolmen. Situs-situs ini didaftarkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2000.
[sunting] Wilayah Gyeongju
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Wilayah Bersejarah Gyeongju

Wilayah historis kota Gyeongju dimasukkan dalam daftar UNESCO pada tahun 2000. Kota Gyeongju adalah ibukota kerajaan Silla dimana masih terdapat kompleks makam penguasa Silla yang berbentuk bukit-bukit besar. Wilayah Namsan terkenal akan artefak-artefak Silla yang berharga seperti mahkota emas, perhiasan, kuil-kuil Buddha, pagoda dan arca-arca yang umumnya berasal dari abad 7 sampai abad ke 10 Masehi.
[sunting] Kompleks Makam Goguryeo
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kompleks Makam Goguryeo

Kompleks Makam Goguryeo berada di wilayah negara Korea Utara, seperti di Pyongyang, propinsi Pyongan Selatan, dan kota Nampo (Hwanghae Selatan). Kompleks Makam Goguryeo ini terdiri dari 63 buah makam dan menjadi Situs Warisan Dunia pertama milik Korea Utara pada bulan Juli 2004.
Origami
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.

Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama Ts'ai Lun.

Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan kotak.

Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta.

Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.

Washi (和紙, Washi?) atau Wagami adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Washi dianggap mempunyai tekstur yang indah, tipis tapi kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan jenis kertas lain.

Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu dorong.

Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas yen terkenal kuat dan tidak mudah lusuh.
__________________
Sekilas Budaya Bali

SEJARAH
Bali berasal dari kata “Bal” dalam bahasa Sansekerta berarti "Kekuatan", dan "Bali" berarti "Pengorbanan" yang berarti supaya kita tidak melupakan kekuatan kita. Supaya kita selalu siap untuk berkorban. Bali mempunyai 2 pahlawan nasional yang sangat berperan dalam mempertahankan daerahnya yaitu I Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik.

DESKRIPSI LOKASI
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil yang beribu kota Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni terletak di Kabupaten Gianyar, sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tempat tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan. Suku bangsa Bali dibagi menjadi 2 yaitu: Bali Aga (penduduk asli Bali biasa tinggal di daerah trunyan), dan Bali Mojopahit (Bali Hindu / keturunan Bali Mojopahit).

UNSUR – UNSUR BUDAYA

A. BAHASA
Bali sebagian besar menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing utama bagi masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2 yaitu, bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar, dan bahasa Bali Mojopahit.yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus.

B. PENGETAHUAN
Banjar atau bisa disebut sebagai desa adalah suatu bentuk kesatuan-kesatuan social yang didasarkan atas kesatuan wilayah. Kesatuan social tersebut diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara keagamaan. Banjar dikepalahi oleh klian banjar yang bertugas sebagai menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dan keagamaan,tetapi sering kali juga harus memecahkan soal-soal yang mencakup hukum adat tanah, dan hal-hal yang sifatnya administrasi pemerintahan.

C. TEKNOLOGI
Masyarakat Bali telah mengenal dan berkembang system pengairan yaitu system subak yang mengatur pengairan dan penanaman di sawah-sawah. Dan mereka juga sudah mengenal arsitektur yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan yang menyerupai bangunan Feng Shui. Arsitektur merupakan ungkapan perlambang komunikatif dan edukatif. Bali juga memiliki senjata tradisional yaitu salah satunya keris. Selain untuk membela diri, menurut kepercayaan bila keris pusaka direndam dalam air putih dapat menyembuhkan orang yang terkena gigitan binatang berbisa.

D. ORGANISASI SOSIAL
a). Perkawinan
Penarikan garis keturunan dalam masyarakat Bali adalah mengarah pada patrilineal. System kasta sangat mempengaruhi proses berlangsungnya suatu perkawinan, karena seorang wanita yang kastanya lebih tinggi kawin dengan pria yang kastanya lebih rendah tidak dibenarkan karena terjadi suatu penyimpangan, yaitu akan membuat malu keluarga dan menjatuhkan gengsi seluruh kasta dari anak wanita.
Di beberapa daerah Bali ( tidak semua daerah ), berlaku pula adat penyerahan mas kawin ( petuku luh), tetapi sekarang ini terutama diantara keluarga orang-orang terpelajar, sudah menghilang.
b). Kekerabatan
Adat menetap diBali sesudah menikah mempengaruhi pergaulan kekerabatan dalam suatu masyarakat. Ada macam 2 adat menetap yang sering berlaku diBali yaitu adat virilokal adalah adat yang membenarkan pengantin baru menetap disekitar pusat kediaman kaum kerabat suami,dan adat neolokal adalah adat yang menentukan pengantin baru tinggal sendiri ditempat kediaman yang baru. Di Bali ada 3 kelompok klen utama (triwangsa) yaitu: Brahmana sebagai pemimpin upacara, Ksatria yaitu : kelompok-klompok khusus seperti arya Kepakisan dan Jaba yaitu sebagai pemimpin keagamaan.
c). Kemasyarakatan
Desa, suatu kesatuan hidup komunitas masyarakat bali mencakup pada 2 pengertian yaitu : desa adat dan desa dinas (administratif). Keduanya merupakan suatu kesatuan wilayah dalam hubungannya dengan keagamaan atau pun adat istiadat, sedangkan desa dinas adalah kesatuan admistratif. Kegiatan desa adat terpusat pada bidang upacara adat dan keagamaan, sedangkan desa dinas terpusat pada bidang administrasi, pemerintahan dan pembangunan.

E. MATA PENCAHARIAN
Pada umumnya masyarakat bali bermata pencaharian mayoritas bercocok tanam, pada dataran yang curah hujannya yang cukup baik, pertenakan terutama sapi dan babi sebagai usaha penting dalam masyarakat pedesaan di Bali, baik perikanan darat maupun laut yang merupakan mata pecaharian sambilan, kerajinan meliputi kerajinan pembuatan benda anyaman, patung, kain, ukir-ukiran, percetakaan, pabrik kopi, pabrik rokok, dll. Usaha dalam bidang ini untuk memberikan lapangan pekerjaan pada penduduk. Karena banyak wisatawan yang mengunjungi bali maka timbullah usaha perhotelan, travel, toko kerajinan tangan.

F. RELIGI
Agama yang di anut oleh sebagian orang Bali adalah agama Hindu sekitar 95%, dari jumlah penduduk Bali, sedangkan sisanya 5% adalah penganut agama Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Kong Hu Cu. Tujuan hidup ajaran Hindu adalah untuk mencapai keseimbangan dan kedamaian hidup lahir dan batin.orang Hindu percaya adanya 1 Tuhan dalam bentuk konsep Trimurti, yaitu wujud Brahmana (sang pencipta), wujud Wisnu (sang pelindung dan pemelihara), serta wujud Siwa (sang perusak). Tempat beribadah dibali disebut pura. Tempat-tempat pemujaan leluhur disebut sangga. Kitab suci agama Hindu adalah weda yang berasal dari India.

Orang yang meninggal dunia pada orang Hindu diadakan upacara Ngaben yang dianggap sanggat penting untuk membebaskan arwah orang yang telah meninggal dunia dari ikatan-ikatan duniawinya menuju surga. Ngaben itu sendiri adalah upacara pembakaran mayat. Hari raya umat agama hindu adalah Nyepi yang pelaksanaannya pada perayaan tahun baru saka pada tanggal 1 dari bulan 10 (kedasa), selain itu ada juga hari raya galungan, kuningan, saras wati, tumpek landep, tumpek uduh, dan siwa ratri.

Pedoman dalam ajaran agama Hindu yakni : (1).tattwa (filsafat agama), (2). Etika (susila), (3).Upacara (yadnya). Dibali ada 5 macam upacara (panca yadnya), yaitu (1). Manusia Yadnya yaitu upacara masa kehamilan sampai masa dewasa. (2). Pitra Yadnya yaitu upacara yang ditujukan kepada roh-roh leluhur. (3).Dewa Yadnya yaitu upacara yang diadakan di pura / kuil keluarga.(4).Rsi yadnya yaituupacara dalam rangka pelantikan seorang pendeta. (5). Bhuta yadnya yaitu upacara untuk roh-roh halus disekitar manusia yang mengganggu manusia.

G. KESENIAN
Kebudayaan kesenian di bali di golongkan 3 golongan utama yaitu seni rupa misalnya seni lukis, seni patung, seni arsistektur, seni pertunjukan misalnya seni tari, seni sastra, seni drama, seni musik, dan seni audiovisual misalnya seni video dan film.

NILAI-NILAI BUDAYA
1. Tata krama : kebiasaan sopan santun yang di sepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia di dalam kelompoknya.
2. Nguopin : gotong royong.
3. Ngayah atau ngayang : kerja bakti untuk keperluan agama.
4. Sopan santun : adat hubungan dalam sopan pergaulan terhadap orang-orang yang berbeda sex.

ASPEK PEMBANGUNAN
Di Bali jenis mata pencahariannya adalah bertani disawah. Mata pencaharian pokok tersebut mulai bergeser pada jenis mata pencaharian non pertanian. Pergeseran ini terjadi karena bahwa pada saat sekarang dengan berkembangnya industri pariwisata di daerah Bali, maka mereka menganggap mulai berkembanglah pula terutama dalam mata pencaharian penduduknya.

Sehingga kebanyakan orang menjual lahannya untuk industri pariwisata yang dirasakan lebih besar dan lebih cepat dinikmati. Pendapatan yang diperoleh saat ini kebanyakan dari mata pencaharian non pertanian, seperti : tukang, sopir, industri, dan kerajinan rumah tangga. Industri kerajinan rumah tangga seperti memimpin usaha selip tepung, selip kelapa, penyosohan beras, usaha bordir atau jahit menjahit.
Jun 182010

Festival kesenian Jogja XXII 2010 telah hadir

Festival kesenian Yogyakarta hadir kembali. 9 juni 2010 yang lalu saya berkunjung ke FKY ini. FKY yang ke 22 ini berlangsung dari tanggal 7 Juni s/d  7 Juli 2010. Pada FKY kali ini tema yang di ambli adalah ‘Jogja memang Istimiwa’. Tempat  dilaksanakannya FKY adalah di Taman Budaya Yogyakarta dan Benteng Vredeburg dan Puro Pakualaman. Kebetulan saya hanya mampir ke Benteng Bredeburg saja. Di Benteng ini terdapat pameran kerajinan dari pengrajin yang ada di jogja, seperti lukisan, keramik dan lainnya.

Ini sedikit foto yang saya ambil di FKY, saya tidak dapat mengambil banyak foto, ini dikarenakan stand pada saat itu masih ada yang tutup. Mungkin ini dikarenakan saya terlalu awal untuk datang ke sana

Berikut ini adalah data event yang akan dilaksanakan selama FKY yang saya ambil dari web FKY2010

Sub event yang akan dilaksanakan FKY XXII:
1. Pawai Budaya pada acara pembukaan di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta.
2. Pagelaran Seni dan Tradisi di Taman Budaya Yogyakarta(TBY) dan Puro Pakualaman.
3. Pameran Seni Rupa di Benteng Vredeburg.
4. Pasar Seni yang di dalamnya ada panggung kesenian di Benteng Vredeburg.
5. Dialog Seni di Ruang Seminar TBY.

Pawai Budaya FKY XXII akan diikuti lebih dari 30 grup kesenian dan komunitas seni dari 5 kabupaten/ kota yang ada di D I Yogyakarta yang mengambil rute, start dari Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta-Jl. P. Senopati-Jl. Sultan Agung dan finish di Puro Pakualaman.

Pagelaran Seni dan Tradisi akan digelar di TBY: Kesenian Tari Tradisional dan kontemporer, teater, Wayang Orang, Pergelaran Sastra. Gelar Seni Pertunjukan Istana di Puro Pakualaman,dan pagelaran Gita Bahana Nusantara di Sekolah menengah Musik Yogyakarta dan SMK N II Kasihan Bantul.

Pameran Seni Rupa berlangsung 27 Juni sampai 7 Juli di Gedung-F Benteng Vredeburg, memamerkan berbagai karya lukisan, patung, instalasi dan lain-lain dengan format pameran kelompok, yaitu memamerkan karya-karya berbagai kelompok seniman yang ada di Yogyakarta.

Pasar seni, diselenggarakan di Benteng Vredeburg selama 1 bulan dari tanggal 7 Juni sampai 7 Juli dibuka dari jam 10.00 – 21.00 WIB dengan menggelar lebih dari 150 stand pameran yang terdiri dari stand utama sebagian besar produk kerajinan, lukisan, asesoris, batik, pakaian etnik, T-shirt, sovenir dan stand pendukung adalah Foodcourt FKY yang menampilkan makan khas Jogja seperti gudeg, jadah-tempe, bakpia dan lain-lain juga stand makan-minuman ringan lainnya.

panggung kesenian selama satu bulan yang akan menampilkan, seni tradisi seperti: macopat, kethoprak, tari, jathilan,wayang kulit dan lain-lain. Selain itu juga akan ditampilkan berbagai pagelaran musik: keroncong, rampak rebana, pop, dan berbagai penampilan group band yang ada di Yogyakarta. Yang lain dari tahun sebelumnya pada panggung Pasar Seni FKY XXII akan diselenggerakan Parade Band Indie.

Festival dan perlombaan: Selama FKY XXII akan diselenggarakan:
1. Festival Gandrung Kethoprak D I Y-Jateng tanggal 3 Juli 2010 di Panggung Kesenian, Benteng Vredeburg.
2. Festival Monolog D I Y – Jateng pada tanggal 6-7 Juli di Gedung Societet TBY.
3. Lomba Lukis untuk tingkat SD, SMP dan SMA/SMK kerja sama D I Y- Kyoto Jepang pada tanggal 27 Juni di Benteng Vredeburg.

gambar logo dan data FKY saya ambil dari web FKY2010
Seni Budaya Jawa Tengah Dan Anjungan Jawa Tengah
Added: Thursday, March 15th 2007 at 9:33am by anjjateng
Related Tags: art





SENI BUDAYA JAWA TENGAH

Kebudayaan Jawa merupakan salah satu sosok kebudayaan yang tua. Kebudayaan Jawa mengakar di Jawa Tengah bermula dari kebudayaan nenek moyang yang bermukim di tepian Sungai Bengawan Solo pada ribuan tahun sebelum Masehi. Fosil manusia Jawa purba yang kini menghuni Museum Sangiran di Kabupaten Sragen, merupakan saksi sejarah, betapa tuanya bumi Jawa Tengah sebagai kawasan pemukiman yang dengan sendirinya merupakan suatu kawasan budaya. Dari kebudayaan purba itulah kemudian tumbuh dan berkembang sosok kebudayaan Jawa klasik yang hingga kini terus bergerak menuju kebudayaan Indonesia.
Kata klasik ini berasal dari kata Clacius, yaitu nama orang yang telah berhasil menciptakan karya sastra yang mempunyai “nilai tinggi”. Maka karya sastra yang tinggi nilainya hasil karya Clacius itu dinamakan “Clacici”. Padahal Clacici adalah golongan ningrat/bangsawan, sedangkan Clacius termasuk golongan ningrat, oleh karena itu hasil karya seni yang mempunyai nilai tinggi disebut “seni klasik”.
Bengawan Solo bukan hanya terkenal dengan lagu ciptaan Gesang akan tetapi lebih daripada itu lembahnya terkenal sebagai tempat dimana banyak sekali diketemukan fosil dan peninggalan awal sejarah kehidupan di atas bumi ini.
Pada tahun 1891 Eugene Dubois menemukan sisa-sisa manusia purba yang diberi nama “Phitecanthropus Erectus” di daerah Trinil, Ngawi Karesidenan Madiun. Ternyata fosil-fosil itu lebih purba (tua) dan lebih primitif daripada fosil-fosil Neanderthal yang ditemukan di Eropa sebelumnya. Penggalian-penggalian diteruskan hingga pada sekitar tahun 1930-1931 ditemukan lagi fosil manusia di Ngandong dan di Kedungbrubus daerah Sangiran. Fosil ini lebih tua dari yang ditemukan di Jerman maupun di Peking. Berbeda dengan penemuan di bagian dunia lain, penemuan fosil-fosil pulau Jawa didapat pada semua lapisan Pleistoceen dan tidak hanya pada satu lapisan saja. Hingga nampak jelas perkembangan manusia sejak dari bentuk ‘keorangan’nya yang mula-mula (homonide), sedang dari bagian lain di dunia penemuan-penemuan itu tidak memberi gambaran yang sedemikian lengkap. Manusia purba itu diperkirakan hidup dalam kelompok-kelompok kecil bahkan mungkin dalam keluarga-keluarga yang terdiri dari enam shingga duabelas individu. Mereka hidup berburu binatang di sepanjang lembah-lembah sungai. Cara hidup seperti ini agaknya tetap berlangsung selama satu juta tahun. Kemudian diketemukan sisa-sisa artefak yang terdiri dari alat-alat kapak batu di sebuah situs di dekat desa Pacitan, dalam lapisan bumi yang berdasarkan data geologi diperkirakan berumur 800.00 tahun dan diasosiasikan dengan fosil Pithecanthropus yang telah berevolusi lebih jauh. Dengan demikian diperkirakan bahwa sejak paling sedikit 800.000 tahun yang lalu para pemburu di pulau Jawa sudah memiliki suatu kebudayaan.
Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat sekali. Kedua-duanya tidak mungkin dipisahkan. Ada manusia ada kebudayaan, tidak akan ada kebudayaan jika tidak ada pendukungnya, yaitu manusia. Akan tetapi manusia itu hidupnya tidak berapa lama, ia lalu mati. Maka untuk melangsungkan kebudayaan, pendukungnya harus lebih dari satu orang, bahkan harus lebih dari satu turunan. Jadi harus diteruskan kepada anak cucu keturunan selanjutnya.
Kebudayaan Jawa klasik yang keagungannya diakui oleh dunia internasional dapat dilihat pada sejumlah warisan sejarah yang berupa candi, stupa, bahasa, sastra, kesenian dan adat istiadat. Candi Borobudur di dekat Magelang, candi Mendut, candi Pawon, Candi Prambanan di dekat Klaten, candi Dieng, candi Gedongsongo dan candi Sukuh merupakan warisan kebudayaan masa silam yang tak ternilai harganya. Teks-teks sastra yang terpahat di batu-batu prasasti, tergores di daun lontar dan tertulis di kitab-kitab merupakan khasanah sastra Jawa klasik yang hingga kini tidak habis-habisnya dikaji para ilmuwan. Ada pula warisan kebudayaan yang bermutu tinggi dalam wujud seni tari, seni musik, seni rupa, seni pedalangan,seni bangunan (arsitektur), seni busana, adat istiadat, dsbnya.
Masyarakat Jawa Tengah sebagai ahli waris kebudayaan Jawa klasik bukanlah masyarakat yang homogen atau sewarna, melainkan sebuah masyarakat besar yang mekar dalam keanekaragaman budaya. Hal itu tercermin pada tumbuhnya wilayah-wilayah budaya yang pada pokoknya terdiri atas wilayah budaya Negarigung, wilayah budaya Banyumasan dan wilayah budaya Pesisiran.
Wilayah budaya Negarigung yang mencakup daerah Surakarta – Yogyakarta dan sekitarnya merupakan wilayah budaya yang bergayutan dengan tradisikraton(Surakarta dan Yogyakarta). Wilayah budaya Banyumasan menjangkau daerah Banyumas, Kedu dan Bagelen. Sedangkan wilayah budaya pesisiran meliputi daerah Pantai Utara Jawa Tengah yang memanjang dari Timur ke Barat.
Keragaman budaya tersebut merupakan kondisi dasar yang menguntungkan bagi mekarnya kreatifitas cipta, ras dan karsa yang terwujud pada sikap budaya.
Di daerah Jawa Tengah segala macam bidang seni tumbuh dan berkembang dengan baik, dan hal ini dapat kita saksikan pada peninggalan-peninggalan yang ada sekarang.
Provinsi Jawa Tengah yang merupakan satu dari sepuluh DTW (Daerah Tujuan Wisata) di Indonesia dapat dengan mudah dijangkau dari segala penjuru, baik darat, laut maupun udara. Provinsi ini telah melewati sejarah yang panjang, dari jaman purba hingga sekarang.
Dalam usaha memperkenalkan daerah Jawa Tengah yang kaya budaya dan potensi alamnya, Provinsi Jawa Tengah sebagaimana provinsi-provinsi lain di Indonesia, mempunyai anjungan daerah di Taman Mini “Indonesia Indah” yang juga disebut “Anjungan Jawa Tengah”. Anjungan Jawa Tengah Taman Mini “Indonesia Indah” merupakan “show window” dari daerah Jawa Tengah.
Anjungan Jawa Tengah di Taman Mini “Indonesia Indah” dibangun untuk membawakan wajah budaya dan pembangunan Jawa Tengah pada umunya. Bangunan induk beserta bangunan lain di seputarnya secara keseluruhan merupakan kompleks perumahan yang dinamakan “Padepokan Jawa Tengah”, yang berarsitektur Jawa asli.
Bangunan induknya berupa “Pendopo Agung”, tiruan dari Pendopo Agung Istana Mangkunegaran di Surakarta, yang diakui sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa. Propinsi Jawa Tengah juga terkenal dengan sebutan “The Island of Temples”, karena memang di Jawa Tengah bertebaran candi-candi. Miniatur dari candi Borobudur, Prambanan dan Mendut ditampilkan pula di Padepokan Jawa Tengah. Padepokan Jawa Tengah juga merupakan tempat untuk mengenal seni bangunan Jawa yang tidak hanya berupa bangunan rumah tempat tinggal tetapi juga seni bangunan peninggalan dari jaman Sanjayawangça dan Syailendrawangça.
Pendopo Agung yang berbentuk ”Joglo Trajumas” itu berkesan anggun karena atapnya yang luas dengan ditopang 4 (empat) Soko guru (tiang pokok), 12 (dua belas) Soko Goco dan 20 (dua puluh) Soko Rowo. Kesemuanya membuat penampilan bangunan itu berkesan momot, artinya berkemampuan menampung segala hal, sesuai dengan fungsinya sebagai tempat menerima tamu. Bangunan Pendopo Agung ini masih dihubungkan dengan ruang Pringgitan, yang aslinya sebagai tempat pertunjukan ringgit atau wayang kulit. Pringgitan ini berarsitektur Limas. Bangunan lain adalah bentuk-bentuk rumah adat “Joglo Tajuk Mangkurat”, “Joglo Pangrawit Apitan” dan rumah bercorak “Doro Gepak”.
Sesuai dengan fungsinya Anjungan Jawa Tengah selalu mempergelarkan kesenia-kesenian daerah yang secara tetap didatangkan dari Kabupaten-kabupaten / Kotamadya di Provinsi Jawa Tengah di samping pergelaran kesenian dari sanggar-sanggar yang ada di Ibukota, dengan tidak meninggalkan keadiluhungan nilai-nilai budaya Jawa yang hingga kini masih tampak mewarnai berbagai aspek seni budaya itu sendiri, adat-istiadat dan tata cara kehidupan masyarakat Jawa Tengah.
Bangunan Joglo Pangrawit Apitan di Anjungan Jawa Tengah TMII terletak bersebelahan dengan sebuah panggung terbuka yang berlatar belakang sebuah bukit dengan bangunan Makara terbuat dari batu cadas hitam bertuliskan kata-kata “Ojo Dumeh” dalam huruf Jawa berukuran besar. Perkataan Ojo Dumeh mempunyai makna yang dalam, sebab artinya, “Jangan Sombong”, sebuah anjuran untuk senantiasa mampu mengendalikan diri, justru di saat seseorang merasa mempunyai keberhasilan. Di panggung inilah pengunjung dapat menyaksikan pergelaran acara khusus Anjungan yang biasanya merupakan acara-acara pilihan.
Jaipongan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Jaipongan

Jaipongan adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan.

Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi bentuk tari pergaulan ini. Di Jawa Barat misalnya, tari pergaulan merupakan pengaruh dari Ball Room, yang biasanya dalam pertunjukan tari-tari pergaulan tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran. Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara gaul. Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran. Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu dikenal oleh masyarakat Sunda, diperkirakan kesenian ini populer sekitar tahun 1916. Sebagai seni pertunjukan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh unsur-unsur sederhana, seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah kulanter, tiga buah ketuk, dan gong. Demikian pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak yang baku, kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan.

Seiring dengan memudarnya jenis kesenian di atas, mantan pamogoran (penonton yang berperan aktif dalam seni pertunjukan Ketuk Tilu/Doger/Tayub) beralih perhatiannya pada seni pertunjukan Kliningan, yang di daerah Pantai Utara Jawa Barat (Karawang, Bekasi, Purwakarta, Indramayu, dan Subang) dikenal dengan sebutan Kliningan Bajidoran yang pola tarinya maupun peristiwa pertunjukannya mempunyai kemiripan dengan kesenian sebelumnya (Ketuk Tilu/Doger/Tayub). Dalam pada itu, eksistensi tari-tarian dalam Topeng Banjet cukup digemari, khususnya di Karawang, di mana beberapa pola gerak Bajidoran diambil dari tarian dalam Topeng Banjet ini. Secara koreografis tarian itu masih menampakan pola-pola tradisi (Ketuk Tilu) yang mengandung unsur gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid yang pada gilirannya menjadi dasar penciptaan tari Jaipongan. Beberapa gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk Tilu, Ibing Bajidor serta Topeng Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat.

Kemunculan tarian karya Gugum Gumbira pada awalnya disebut Ketuk Tilu perkembangan, yang memang karena dasar tarian itu merupakan pengembangan dari Ketuk Tilu. Karya pertama Gugum Gumbira masih sangat kental dengan warna ibing Ketuk Tilu, baik dari segi koreografi maupun iringannya, yang kemudian tarian itu menjadi populer dengan sebutan Jaipongan.
[sunting] Berkembang

Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari "Daun Pulus Keser Bojong" dan "Rendeng Bojong" yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Dari tarian itu muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kurniadi. Awal kemunculan tarian tersebut sempat menjadi perbincangan, yang isu sentralnya adalah gerakan yang erotis dan vulgar. Namun dari ekspos beberapa media cetak, nama Gugum Gumbira mulai dikenal masyarakat, apalagi setelah tari Jaipongan pada tahun 1980 dipentaskan di TVRI stasiun pusat Jakarta. Dampak dari kepopuleran tersebut lebih meningkatkan frekuensi pertunjukan, baik di media televisi, hajatan maupun perayaan-perayaan yang diselenggarakan oleh pihak swasta dan pemerintah.

Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggiat seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya tari Jaipongan, dimanfaatkan oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus-kursus tari Jaipongan, dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub-pub malam sebagai pemikat tamu undangan, dimana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup-grup di beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya "kaleran" (utara).

Ciri khas Jaipongan gaya kaleran, yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan (alami, apa adanya). Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang. Dalam penyajiannya, Jaipongan gaya kaleran ini, sebagai berikut: 1) Tatalu; 2) Kembang Gadung; 3) Buah Kawung Gopar; 4) Tari Pembukaan (Ibing Pola), biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinden Tatandakan (serang sinden tapi tidak bisa nyanyi melainkan menarikan lagu sinden/juru kawih); 5) Jeblokan dan Jabanan, merupakan bagian pertunjukan ketika para penonton (bajidor) sawer uang (jabanan) sambil salam tempel. Istilah jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan penonton (bajidor).

Perkembangan selanjutnya tari Jaipongan terjadi pada taahun 1980-1990-an, di mana Gugum Gumbira menciptakan tari lainnya seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng, Pencug, Kuntul Mangut, Iring-iring Daun Puring, Rawayan, dan Tari Kawung Anten. Dari tarian-tarian tersebut muncul beberapa penari Jaipongan yang handal antara lain Iceu Effendi, Yumiati Mandiri, Miming Mintarsih, Nani, Erna, Mira Tejaningrum, Ine Dinar, Ega, Nuni, Cepy, Agah, Aa Suryabrata, dan Asep.

Dewasa ini tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu identitas keseniaan Jawa Barat, hal ini nampak pada beberapa acara-acara penting yang berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat, maka disambut dengan pertunjukan tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi kesenian ke manca negara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan. Tari Jaipongan banyak mempengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong menjadi kesenian Pong-Dut.Jaipongan yang telah diplopori oleh Mr. Nur & Leni
Museum Bahari
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Museum Bahari

Museum Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

Koleksi-koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC. Disajikan pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran. Di sisi lain ditampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan nelayan dan pelayaran (alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan aneka meriam), tehnologi pembuatan perahu tradisional serta folklor adat-istiadat masyarakat nelayan Nusantara. Melengkapi penampilan kebaharian Indonesia, museum ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksi kartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia - Amsterdam.

Museum ini berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa, Jakarta Barat.

Pada masa pendudukan Belanda bangunan yang saat ini dipergunakan untuk museum dulunya adalah gudang yang berfungsi untuk menyimpan, memilih dan mengepak hasil bumi, seperti rempah-rempah yang merupakan komoditi utama VOC yang sangat laris di pasaran Eropa. Bangunan yang berdiri persis di samping muara Ci Liwung ini memeiliki dua sisi, sisi barat dikenal dengan sebutan Westzijdsche Pakhuizen atau Gudang Barat (dibangun secara bertahap mulai tahun 1652-1771) dan sisi timur, disebut Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur. Gudang barat terdiri dari empat unit bangunan, dan tiga unit di antaranya yang sekarang digunakan sebagai Museum Bahari.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung-gedung ini dipakai sebagai tempat menyimpan barang logistik tentara Jepang. Setelah Indonesia Merdeka, bangunan ini dipakai oleh PLN dan PTT untuk gudang. Tahun 1976 bangunan cagar budaya ini dipugar, dan kemudian pada 7 Juli 1977 diresmikan sebagai Museum Bahari.
Museum Bank Mandiri (Jakarta)
rommya on April 2nd, 2009
Museum Bank Mandiri

Museum Bank Mandiri
Sudah berpuluh-puluh tahun saya melewati gedung Museum Bank Mandiri di wilayah Kota, Jakarta -di seberang stasiun Beos- tapi baru kali ini menyempatkan diri untuk memasuki gedung museum ini. Gedung yang beralamat di Jl. Lapangan Stasiun No.1 ini merupakan bagian dari rangkaian cagar budaya kota tua, yaitu antara lain : Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Seni rupa & Keramik, Museum Bank Indonesia, Museum Bahari, Pelabuhan Sunda Kelapa, Jembatan Kota Intan, Toko Merah dan masih banyak lagi bangunan kuno di seputar kawasan Kota, Kali Besar, Pelabuhan Sunda Kelapa dan sampai Glodok. Kawasan ini merupakan rancangan dari Jan Pieterzoon Coen, Gubernur Hindia Belanda saat itu, dengan tujuan membangun nuansa Amsterdam di Batavia.

Pemerintah Kota Jakarta sadar akan pentingnya cagar budaya di kawasan kota tua ini dan sedikit demi sedikit melakukan perbaikan & pengembangan wisata antara lain dibuatnya kawasan pedestrian (pejalan kaki), pemugaran beberapa gedung tua menjadi obyek wisata, menyediakan akses transportasi busway, dsb.

Persis di depan gedung museum, tersedia tempat parkir namun kapasitasnya sangat terbatas. Uahakan datang pagi hari sehingga mudah mendapatkan parkir. Untuk memasuki museum ini hanya dikenakan biaya Rp 2.000 untuk orang dewasa sedangkan untuk anak2 gratis..tis.. Bahkan jika Anda nasabah Bank Mandiri, jangan lupa membawa kartu ATM Bank Mandiri Anda, dan dapatkan tiket gratis untuk pemegang kartu. Di pintu masuk Anda akan disambut oleh dua patung penjaga dengan seragam ala kolonial Belanda tempo doeloe.

Museum ini memiliki lahan seluas 10.039 m2 dengan luas bangunan keseluruhan 21.509m2, awalnya merupakan gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji Batavia yang merupakan perusahaan dagang milik Belanda tapi kemudian berkembang menjadi perusahaan perbankan. NHM ini menjadi salah satu cikal bakal bank ABN Amro. Gedung ini dirancang oleh arsitek dari Belanda, yaitu J.J.J. de Bruyn, A.P. Smits, dan C. Van de Linde. NHM dinasionalisasi pada tahun 1960 dan gedung ini menjadi salah satu gedung kantor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor. Kemudian beralih menjadi kantor pusat Bank Export import (Bank Exim) pada 31 Desember 1968, dan akhirnya Bank Exim, Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dilebur menjadi Bank Mandiri pada tahun 1999.

Ruang utama

Ruang utama

Memasuki gedung ini, seakan-akan kita dibawa mundur oleh mesin waktu. Gedung ini masih berdiri kokoh, dengan ruangan yang terlihat masih orisinil, lantainya sebagian besar dilapisi oleh tegel ubin (vloertegels) berwarna hitam, abu-abu dan merah, yang masih terlihat mengkilap. Pintu utama akan mengarahkan kita ke Begane Grond (Lantai Dasar) sebagai ruang utama kegiatan perbankan. Di sini terdapat loket teller sepanjang 122 m, papan petunjuk, meja, kursi bahkan ada beberapa manekin (boneka seukuran manusia) yang menggambarkan suasana kerja di saat tempo doeloe.
Teller

Teller


Deposito

Deposito


Mesin ATM

Mesin ATM


Manekin

Manekin

Benda-benda yang berhubungan dengan perbankan dalam beberapa kurun waktu pun terpajang disana, mulai dari aneka mesin tik, sertifikat deposito, cek & bilyet giro, saham & obligasi, telepon & telegraph, mesin penghitung uang, mesin ATM, kartu ATM, server, printer wah pokoknya lengkap deh. Kami cukup kagum dengan kondisi museum yang boleh dikatakan cukup rapih, bersih dan terawat. Meja, kursi bahkan lantainya pun kami dapati dalam keadaan bersih. Woow..

Grootboek

Grootboek

Di tengah ruangan dipajang 2 buah buku besar, untuk mencatat laporan keuangan NHM diantaranya mengenai perkebunan dan komoditi. Bukan hanya dikatakan buku besar, tapi buku ini benar-benar berukuran besar. Groetbook (buku besar) pertama berukuran 67 x 54 x 13 cm, dengan 234 lembar dan berat 28 kg, mencatat transaksi dari tahun 1833-1837. Sedangkan satu lagi berukuran 38,5 x 49 x 17,3 cm dengan 1503 lembar dan berat 20 kg mencatat transaksi dari tahun 1935-1936. Kedua buku ini berasal dari Pusat Arsip Rempoa. Mungkin istilah buku besar di akuntansi itu memang berasal dari ukuran buku yang dulunya memang besar-besar ya..

Di sebelah kanan ruangan, terdapat area khusus untuk para nasabah keturunan Tionghoa. Saat itu banyak orang Cina memiliki usaha perkebunan, sehingga pengelola bank merasa perlu untuk menyiapkan kasir Cina yang khusus melayani para nasabah tersebut.

Menuju ke atas, kita dapat melihat mozaik dari kaca patri yang indah, mirip dengan yang pernah kami lihat di Lawang Sewu, Museum Bank Indonesia. Mozaik tersebut menggambarkan keadaan 4 musim yang dialami di belahan Eropa dan juga tokoh nakhoda kapal Belanda, Cornelis de Houtman.

Kasir Cina

Kasir Cina


Riwayat Direksi

Riwayat Direksi


Kaca Patri

Kaca Patri


Lorong

Lorong

Di 1e Verdieping (Lantai Satu) kita dapat menemukan ruang kerja direksi dan ruang rapat besar yang masih tertata rapi dengan lantai menggunakan bahan mozaik keramik bercampur kaca (glasmozaiek-tegels) yang elegan, ruang perpustakaan, ruang sejarah pemimpin bank yang terkait, lalu ruang model seragam karyawan, ruang perlengkapan keamanan, seperti perlengkapan satpam, pemadam kebakaran, dsb. Wah pokoknya benar-benar lengkap deh disini. Menghubungkan ruang-ruang tersebut kita akan menyusuri melalui lorong yang bersih, dilengkapi dengan lampu hias yang indah dan beberapa kursi yang menempel kokoh di dinding. Ternyata di gedung ini memiliki lift lho. Dengan model yang terlihat cukup jadoel dengan pintu kaca, namun masih berfungsi lho, ternyata mesin nya sudah menggunakan mesin lift modern.
Museum Bank Indonesia
rommya on April 7th, 2009

Museum Bank Indonesia (MBI) ini terletak di kawasan kota tua Jakarta, di depan stasiun Beos Kota, tepatnya di sebelah Museum bank Mandiri. Museum ini awalnya merupakan sebuah rumah sakit Binnen Hospitaal, lalu kemudian digunakan menjadi sebuah bank yaitu De Javashe Bank (DJB) pada tahun 1828. Lalu setelah kemerdekaan yaitu pada tahun 1953, bank ini di-nasionalisasikan menjadi bank sentral Indonesia atau Bank Indonesia. Tapi tidak lama, yaitu tahun 1962, Bank Indonesia pindah ke gedung yang baru. Gedung ini dibiarkan kosong, namun dewan gubernur BI menghargai nilai sejarah yang tinggi atas gedung tersebut, sehingga memanfaatkan dan melestarikannya menjadi Museum Bank Indonesia. Museum ini diresmikan pada 15 Desember 2006 oleh gubernur BI, Burhanuddin Abdullah.

Terlihat dari luar, gedung ini berdiri kokoh, terawat dan cantik. Area parkir tersedia cukup luas. Warna putih membuat gedung ini semakin elegan. Memasuki gedung, suasana kuno sirna sama sekali. Pintu otomatis terbuat dari kaca akan menyambut tamu yang datang. Dan akan dilanjutkan dengan pemeriksaan dengan detektor logam yang dilakukan petugas keamanan. Terlihat sangat ketat untuk kunjungan ke sebuah museum. Lobi terlihat mewah dengan kondisi yang sangat bersih, dan sangat sejuk walaupun di siang hari terik, karena gedung ini ternyata Full AC lho.. wow..keren..

Seperti gedung peninggalan Belanda lainnya, di atas pintu masuk Museum Bank Indonesia ini juga menggunakan kaca patri mozaik indah. Kaca patri ini dibuat oleh seniman Belanda bernama Ian Sihouten Frinsenhouf dengan total 1509 panel kaca patri. Kondisi museum ini dapat dikatakan menakjubkan, bahkan dapat kami katakan Museum Bank Indonesia ini menggeser posisi Museum Geologi di Bandung yang mendapat penilaian museum terbaik versi Jalan Jajan Hemat.
Pemeriksaan

Pemeriksaan


Kaca patri

Kaca Patri


Resepsionis

Resepsionis
Pintu putar Ruang nasabah

Memasuki pintu putar (yang sudah tidak boleh diputar lagi), kami menjumpai meja resepsionis yang sangat modern. Disana kita diminta untuk menitipkan semua tas kita, termasuk tas tangan untuk para wanita. Hhm agak merepotkan juga, tapi karena ya seperti itu peraturannya. Kami mendapatkan karcis dari penjaga, tapi dengan biaya GRATIS… Wah, makin kagum lagi deh, museum sebagus ini ternyata gratis, ketika teringat museum geologi yang juga gratis, kami berpikir mungkin semua museum yang bagus itu adalah museum yang gratis yah :)

Semakin terlihat ke hitech-an (sarat dengan teknologi tinggi) dari museum ini saat melihat beberapa LCD besar yang menjelaskan sejarah museum ini dengan menggunakan layar sentuh di panel kiosk, dan hebatnya lagi speaker yang digunakan adalah parabolic speaker, sehingga suara terfokus pada pengunjung yang berada di bawah jangkauan speaker. Kemudian kami melewati ruang peralihan. Dalam ruangan ini ada sebuah projector khusus yang akan menampilkan koin yang jika ditangkap akan memberikan informasi mengenai koin tersebut. Kemudian kita akan menjumpai ruang teater yang akan memberikan penjelasan mengenai proses pencetakan uang, pendistribusian uang dan hal seputar tugas BI. Teater ini umumnya hanya diputar jika ada rombongan, tapi jika pengunjung terlihat jumlahnya cukup banyak, maka teater akan dibuka, jadi silahkan disimak jika ada pengumuman dari pengeras suara yang menginformasikan bahwa akan ada pemutaran di teater.

Ruang Teater

Ruang Teater


Informasi sejarah

Informasi sejarah


Batavia tempo doeloe

Batavia tempo doeloe
Bank tempo doeloe

Bank tempo doeloe

Yang Seru Yang Lucu

Yang Seru Yang Lucu

Taman

Taman

Keluar dari teater, kita akan memasuki ruang museum yang modern, bahkan seakan kita tidak melihat museum di Indonesia. Jauh dari kesan kuno, kampungan, tak terawat… Semua di desain dengan teliti dan rapih. Ada setting dermaga di Batavia tempo doeloe, ada setting nasabah Belanda yang sedang menyetor di bank. Di sini kita dapat melihat sejarah Bank Indonesia dan juga fungsi dari Bank Indonesia. Juga ada ensiklopedia seputar perbankan yang diberi judul “Yang Seru Yang Lucu”.

Kemudian kita akan melihat ruang brankas yang terbuat dari pintu baja, mirip dengan yang ada di Museum Bank Mandiri, tapi di Museum BI ini ruangannya lebih kecil. Di dalamnya adalah ruang numismatik collection yang memberikan informasi sejarah alat tukar menukar yang ada di Indonesia. Semua ditata rapi, lengkap dengan kaca pembesar agar pengunjung dapat melihat lebih seksama. Di ruang itu juga terdapat pemandu yang siap menjelaskan kepada pengunjung yang ingin bertanya. Di luar ruang terdapat tempat duduk yang berbentuk koin raksasa dan juga uang kertas pecahan 10.000 yang dapat kita gunakan untuk berfoto dengan wajah kita. Di dekat pintu keluar terdapat tempat penjualan cinderamata dan juga kantin (tapi saat itu keduanya tutup).

Khazanah numismatik

Khazanah numismatik


Kursi koin

Kursi koin


Uang baru

Uang baru

Pintu baja

Pintu baja


Ruang numismatik

Ruang numismatik


Koleksi uang

Koleksi uang


Secara keseluruhan kami kagum terhadap museum Bank Indonesia ini. Bagaimana pengelola mendesain dan merawat kondisi ruangan patut diacungi jempol. Standard yang digunakan semua kelas atas, mungkin karena sebagai lembaga terkaya di Indonesia ya ? Wong uangnya tinggal cetak sendiri… :D Tapi kalau boleh jujur, kami merasa kehilangan “jiwa” dari sejarah yang ada. Semua serba modern, sehingga “atmosfir sejarah” yang kami rasakan di Museum Bank Mandiri tidak kami temukan di Museum BI ini, hhmm mungkin memang beda peruntukkannya. Pengamanan pun ekstra ketat, hampir di setiap ruangan terlihat petugas keamanan, mengingatkan pengalaman saya saat ke kantor Bank Indonesia yang baru.

Semoga semua museum di Indonesia dapat mencontoh, dan akan berbenah diri, jangan hidup segan mati tak mau. Percantik dirimu, karena dengan demikian akan semakin banyak pencinta museum di Indonesia yang jumlahnya semakin langka.
Museum Seni Rupa dan Keramik



Museum Seni Rupa dan Keramik terletak di Jalan Pos Kota No 2, Jakarta, persis bersebelahan (samping kanan) dengan Museum Sejarah Jakarta. Dibangun pada 12 Januari 1870. Diarsiteki pertama kali oleh Jhe. W.H.F.H. Van Raders pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Miyer untuk digunakan sebagai Rad van Justitie atau Kantor Pengadilan. Pada tahun 1949 ,digunakan oleh tentara KNIL sebagai sarana Nederlandsche Mission Militer (NMM), kemudian diserahkan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan digunakan sebagai gudang logistik.





Tahun 1970 s/d 1973 digunakan sebagai kantor Walikota Jakarta Barat, Setahun kemudian (1974), diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta dan digunakan sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarah. Baru pada tanggal 20 Agustus 1976 gedung ini diresmikan sebagai Balai Seni Rupa oleh Presiden Soeharto atas inisiatif Adam Malik. Selanjutnya pada tanggal 10 Juni 1977, Gubernur Ali Sadikin meresmikan Museum Keramik di gedung ini. Pada awal tahun 1990 Balai Seni Rupa digabung dengan Museum Keramik menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik.



Museum ini menyimpan: Koleksi Lukisan sebanyak 436 buah, 7 buah koleksi patung, 21 buah totem kayu. Untuk lukisan, Museum ini menyajikan koleksi dari hasil karya seniman-seniman Indonesia sejak kurun waktu 1800-an hingga saat sekarang, antara lain: lukisan bertajuk ’Bupati Cianjur’ karya Raden Saleh, lukisan ’Abang Becak’ karya Henk Ngantung (1953), lukisan ’Gunung Pasir’ karya Popo Iskandar (1969), lukisan ’Abstrak’ karya Nashar (1974), lukisan ’Potret diri’ karya Affandi (1975), lukisan ’Rapat Ikada’ karya Otto Djaya (1985), lukisan ’Wanita’ karya Sri Warso Wahono (1988), dll.

Koleksi Seni Lukis Indonesia dibagi menjadi beberapa ruangan berdasarkan periodisasi yaitu:

* Ruang Masa Raden Saleh (karya-karya periode 1880 - 1890)
* Ruang Masa Hindia Jelita (karya-karya periode 1920-an)
* Ruang Persagi (karya-karya periode 1930-an)
* Ruang Masa Pendudukan Jepang (karya-karya periode 1942 - 1945)
* Ruang Pendirian Sanggar (karya-karya periode 1945 - 1950)
* Ruang Sekitar Kelahiran Akademis Realisme (karya-karya periode 1950-an)
* Ruang Seni Rupa Baru Indonesia (karya-karya periode 1960 - sekarang)

Untuk Koleksi Patung, antara lain: ‘Sawat Patung Rangda’ karya Harry Susanto, ‘Gadis Torso’ karya G. Sidharta, ‘Muka Dua’ karya Mustika, dll. Sedangkan untuk Koleksi Totem Kayu menampilkan patung-patung seperti Totem Asmat Patung yang berciri klasik tradisional dari Bali, totem kayu yang magis dan simbolis karya Tjokot dan keluarga besarnya.

Selain Koleksi Seni rupa, Museum ini juga memamerkan Koleksi Keramik yang terdiri dari Keramik Asing yang berjumlah 675 buah, Keramik Lokal berjumlah 775 buah, Keramik Temuan Bawah Laut (Ditlinbinjarah) 472 buah dan Keramik Hibah dari Bea Cukai (bawah laut, yang terdiri dari Keramik Asing China Abad 9 s.d. 10) sebanyak 6.844 buah.



Koleksi Keramik Asing terdiri dari: keramik Tiongkok, Thailand, Vietnam, Jepang dan Eropa dari abad 16 sampai dengan awal abad 20. Koleksi Keramik Lokal antara lain menampilkan keramik dari beberapa daerah Indonesia antara lain dari daerah Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung. Purwakarta, Yogyakarta, Malang, Bali, Lombok, dll. Serta masih terdapatnya koleksi pada abad ke-14 yakni keramik zaman Majapahit. Sedangkan Koleksi Keramik Temuan Bawah Laut (Ditlinbinjarah) dan Keramik Hibah dari Bea Cukai (bawah laut) antara lain banyak yang berasal dari China yakni keramik pada masa Dinasti Ming dan Ching.




Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Museum Seni Rupa dan Keramik di Kota Tua, Jakara Barat, cukup tinggi, mencapai 200 orang, bahkan bisa sampai 1.000 orang per hari. Dari data Museum Seni Rupa dan Keramik, jumlah kunjungan pada tahun 2009 sampai Bulan Oktober mencapai 31.000 pengunjung. Tercatat Murid sekolah dasar (SD) yang paling banyak mengunjungi, disusul wisatawan lokal (pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia), kemudian mahasiswa, pelajar SLTP, serta siswa/siswi SLTA.

Begitu kita masuk ke area Museum dari depan, tampak beranda yang luas menyambut para pengunjung dan pintu masuk ke hall utama, di apit dua patung seniman besar yaitu : Raden Saleh dan Sudjojono, tak lupa disertakan pula prasasti sejarah gedung. Masuk ke bagian kiri persis seperti bagian kanan (simetris) disambut pahatan pahatan kayu menghiasi lorong, sedang di dalam ruangan yang berpintu besar tersebut tersimpan koleksi lukisan dan keramik, salah satunya adalah potret diri seniman lukis Indonesia, Affandi. Di dalam terdapat ruangan-ruangan, bukan hanya berlantai satu, tetapi ada pula lantai duanya, yang duhubungkan dengan tangga putar dari besi tempa. pada lantai satu, pijakkannya adalah kayu jati yang tebal.



Museum Seni Rupa dan Keramik dilengkapi sebuah Perpustakaan yang memiliki buku-buku seni rupa yang bisa dijadikan panduan tentang seni rupa.selain itu terdapat pula Toko Cinderamata yang menjual souvenir-souvenir yang spesifik untuk pengunjung seperti: kartu pos, buku seni rupa, kerajinan, sketsa, kipas, patung lucu dan lain-lain. Selain itu terdapat pula Ruang gudang koleksi, Ruang bengkel/preparasi serta Ruang auditorium.





Museum ini buka Selasa s/d Minggu dari pukul 09.00 - 15.00 WIB. Kecuali Senin dan Hari Besar tutup. Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta baru saja rampung menyusun buku katalog lengkap dari benda-benda seni koleksinya. Penyusunan buku tebal terdiri atas dua jilid merupakan hal yang penting untuk menangkal berbagai usaha pencurian lukisan.
Museum Wayang
rommya on April 19th, 2009

Masih diseputar Kawasan Kota Tua Batavia, ada sebuah museum yang bernama Museum Wayang. Museum ini terletak 1 area dengan museum Fatahillah, berdekatan dengan Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri dan juga Museum Keramik. Museum ini menyimpan koleksi wayang dari daerah-daerah di Indonesia seperti Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Sumatera dan juga luar negeri antara lain Malaysia, Suriname, Kelantan, Perancis, Kamboja, India, Pakistan, Vietnam, Inggis, Amerika dan Thailand. Jumlah koleksinya kurang lebih 5.147 buah yang diperoleh dari pembelian, hibah, sumbangan dan titipan.


Wayang secara etimologi berasal dari kata ‘bayang-bayang’. Awalnya Wayang ini digunakan untuk melakukan komunikasi dengan roh leluhur atau nenek moyang, dan perantaranya disebut dalang. Namun akhirnya berkembang menjadi sebuah sarana hiburan, pendidikan, media informasi maupun ajaran moral.
Lobby

Lobby

Koleksi

Koleksi

Museum Wayang sendiri diresmikan oleh Gubernur Jakarta saat itu yaitu Ali Sadikin pada tanggal 13 Agustus 1975. Museum ini sebelumnya disebut sebagai Museum Batavia yang dibuka pada tahun 1939 oleh Gubernur Jenderal Belanda yaitu Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Gedung ini dibangun pada tahun 1912 bergaya Neo Renaissance dan pada tahun 1938 dipugar dan disesuaikan dengan gaya rumah Belanda saat itu. Gedung ini bukan merupakan bekas gedung gereja Belanda, karena gedung gereja tersebut sudah runtuh akibat gempa. Tapi memang berdiri di atas tanah bekas Gereja Belanda Baru atau Nieuwe Hollandse Kerk (1736) dan Gereja Belanda Lama atau Oude Hollandse Kerk (1640-1732).
Ondel-ondel

Ondel-ondel

Si Unyil

Si Unyil

Musik pengiring

Musik pengiring

Saat memasuki gedung museum, kita akan disambut oleh sepasang “Ondel-ondel” yaitu kesenian tradisional betawi. Selain wayang, seluruh perlengkapan seputar ‘perwayangan’ juga dipajang di museum ini, mulai dari alat penerangan untuk wayang kulit, untuk membuat bayangan di belakang layar yang disebut Lampu Blencong, juga ada alat musik pengiring seperti gamelan, panggung yang biasa dipakai untuk panggung boneka, dll.
Wayang China

Wayang China

Wayang kulit

Wayang kulit

Wayang golek

Wayang golek

Koleksi Wayang di dalam Museum ini terdiri dari beberapa perangkat Wayang Kulit, Wayang Golek, berbagai topeng, wayang kaca, wayang seng, lukisan dan boneka-boneka dari luar negeri. Beberapa koleksi langka dari Nusantara antara lain Wayang Intan, Wayang Suket, Wayang Beber dan Wayang Revolusi. Di dalamnya juga ada boneka terkenal lho, yaitu si Unyil dan teman-temannya, yang sempat ditayangkan di TVRI tahun 80an.
Prasasti

Prasasti

Taman Museum Wayang

Taman Museum Wayang

Di tengah gedung di lantai dasar terdapat Taman, disebutnya Taman Museum Wayang. Disana terlihat beberapa prasasti peninggalan Belanda diantaranya Jan Pieterszoon Coen tahun 1634. Juga terdapat Ruang Punakawan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti : Seminar, Sarasehan, pergelaran, pertunjukan mini dll. Dan secara berkala Museum Wayang menampilan pertunjukkan pada pukul 10.00 – 14.00 setiap hari Minggu ke-2 (Pergelaran Wayang Golek) dan hari Minggu terakhir (Pergelaran Wayang Kulit), tapi untuk memastikannya, silahkan menelpon kesana terlebih dahulu.

Saat ini sedang Museum Wayang melakukan ekspansi ke gedung baru disebelahnya. Terlihat bangunan hampir selesai, dan desainnya modern. Dilengkapi dengan lift untuk memudahkan kaum difabel atau orang lanjut usia.
Gedung baru

Gedung baru

Souvenir shop

Souvenir shop

Musik pengiring

Musik pengiring

Di lantai bawah dekat pintu keluar, terdapat kios yang menjual beberapa cinderamata berupa Wayang Golek, Wayang Kulit, buku pewayangan, gantungan kunci, pajangan, dan aneka barang lainnya. Toilet tersedia dengan gratis, terlihat cukup bagus (karena berada di gedung baru), namun sayang airnya hanya mengalir kecil… dan terlihat banyak orang yang bebas merokok di ruang depan toilet yang masih berada dalam gedung museum ini.
Bentuk-bentuk Awan yang Menakutkan
Dibaca Kali

Delapan foto unik, gambar awan dengan bentuk yang lain dari biasanya. Meski tampak “terlalu indah” seperti khayalan, semua karya fotografi terbaik ini bukan rekayasa. Semua bentuk awan adalah asli apa adanya, walau pada sebagian foto ditambahkan efek warna. Gambar awan yang indah sekaligus menakutkan. Weird, Rare Clouds and the Physics Behind Them, demikian judul yang ditulis Wired Science.

Diambil Blog Berita dari situs-situs terpercaya National Geographic, koran Guardian, dan Wired Science. Yang menjepret adalah fotografer-fotografer profesional di sejumlah negara, antara lain Amerika Serikat, Selandia Baru, Skotlandia, dalam kurun waktu belasan tahun terakhir.

090603 02 new type cloud sunset big 8 Bentuk awan yang menakutkan

090603 01 new cloud pictures big 8 Bentuk awan yang menakutkan

Asperatus cloud Over Schi 006 8 Bentuk awan yang menakutkan

morninggloryclouds 8 Bentuk awan yang menakutkan

clouds 2a 8 Bentuk awan yang menakutkan

clouds 4b 8 Bentuk awan yang menakutkan

clouds 3a 8 Bentuk awan yang menakutkan

kcrg weather pciclouds 8 Bentuk awan yang menakutkan
Pelangi Menakjubkan Bentuk Lingkaran Budha

admin | Aug 22, 2010 | Comments 0

(dailymail.co.uk)
Pelangi tak biasa muncul menakjubkan di Gunung Huang, provinsi Anhui, China. Langit tampak menggambarkan lingkaran Budha seperti sebuah keajaiban.

Budha seringkali tergambar memiliki sebuah lingkaran di atas kepalanya. Tampilan setelah hujan ini merupakan fenomena alami dari optik atmosfer. Pelangi tersebut dibentuk dari refleksi baur dan difraksi sinar matahari yang menembus permukaan awan.

Ini merupakan pelangi sangat cerah yang terjadi setelah hujan. Warna pelangi muncul di atas lingkaran meskipun putaran itu sendiri berwarna
JAKARTA–Para pakar geologi Indonesia, AS dan Prancis berhasil menemukan gunung api bawah laut raksasa berdiameter 50 km dan tinggi 4.600 meter yang berada 330 km arah barat Kota Bengkulu.
letakgunungberapiraksasabengkulu
Para ahli geologi ini berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas dan IPG (Institut de Physique du Globe) Paris.
“Gunung api ini sangat besar dan tinggi. Di daratan Indonesia tak ada gunung setinggi ini kecuali Gunung Jayawijaya di Papua, ” kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam, BPPT, Yusuf Surachman kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
gunung-berapi-raksasa-bengkulu2
Gunung api bawah laut berada di Palung Sunda di barat daya Sumatera, 330km dari Bengkulu, di kedalaman 5,9 km dengan puncak berada di kedalaman 1.280 meter dari permukaan laut.
Meskipun gunung ini diketahui memiliki kaldera yang menandainya sebagai gunung api, para pakar mengaku belum mengetahui tingkat keaktifan gunung api bawah laut ini. “Bagaimanapun gunung api bawah laut sangat berbahaya jika meletus,” katanya.
Survei yang menggunakan kapal seismik Geowave Champion canggih milik CGG Veritas itu adalah yang pertama di dunia karena menggunakan streamer terpanjang, 15 km, dari yang pernah dilakukan oleh kapal survei seismik.
Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui struktur geologi dalam (penetrasi sampai 50km) yang meliputi Palung Sunda, Prisma Akresi, Tinggian Busur Luar (Outer Arc High) dan Cekungan Busur Muka (Fore Arc Basin) perairan Sumatera.
Sejak gempa dan tsunami akhir 2004 dan gempa-gempa besar susulan lainnya, terjadi banyak perubahan struktur di kawasan perairan Sumatera yang menarik minat banyak peneliti asing.
Tim ahli dari Indonesia, AS dan Perancis kemudian bekerjasama memetakan struktur geologi dalam untuk memahami secara lebih baik sumber dan mekanisme gempa pemicu tsunami menggunakan citra seismik dalam (deep seismic image).ant/kemREPUBLIKA
Sebagai perbandingan, Gunung Berapi terbesar saat ini adalah Gunung Berapi Mauna Loa yang berada di kePulauan Hawaii, AS dengan diameter “hanya” 17 Km dengan tinggi 4000M setara dengan 85% dari pulau Hawaii itu sendiri atau Gunung Berapi Krakatau yang meledak tahun 1883 dengan diameter 11 Km dan tinggi 2000 m , yang ledakannya terdengar sampai Pulau Rodrigues, Afrika,setara dengan 30.000 kali Bom Atom.

Gunung Berapi Bawah Laut Sulawesi Foto dan Video

Gunung Berapi Bawah Laut Sulawesi - Setelah beberapa waktu yang lalu dunia dikejutkan dengan ditemukan sungai bawah laut yang sangat indah di laut Meksiko, kini ditemukan lagi suatu bukti yang merupakan kekuasaan Illahi yaitu Gunung Berapi Bawah Laut di lautan dalam di Sulawesi Utara. Gunung berapi dalam laut tersebut memiliki tinggi lebih dari 10.000 kaki atau sekitar 3.000 meter. Dengan adanya penemuan ini, semakin menambah banyaknya kekayaan alam yang terkandung di dalam lautan Indonesia.
Untuk berita selengkapnya mengenai penemuan Gunung Api Dalam Laut ini, berikut ini saya kutipkan artikel yang saya ambil dari vivanews.com.
Sebuah gunung berapi raksasa di dasar laut di Sangihe, Sulawesi Utara dipetakan oleh ekspedisi gabungan ahli dari Amerika Serikat dan Indonesia.
Gunung ini diperkirakan memiliki ketinggian 10 ribu kaki atau lebih dari 3.000 meter.
Para peneliti menggunakan sistem sonar dan peralatan robotik, remotely operated vehicle (ROV) yang dilengkapi kamera beresolusi tinggi — untuk mengeksplorasi dasar laut Sulawesi.
“Ini gunung api yang besar, lebih tinggi dari gunung lain di Indonesia, kecuali tiga atau empat lainnya,” kata Jim Holden, kepal peneliti Amerika Serikat, seperti dimuat laman Guardian.
Para ilmuwan berharap peta dan video yang dihasilkan akan jadi batu pijakan bagi peneliti lain untuk melanjutkan temuan yang masih awal ini
Penemuan gunung bawah laut di perairan Indonesia ini bukan kali pertamanya.
Mei 2009 lalu, gunung api raksasa berdiameter 50 kilometer dengan ketinggian 4.600 meter ditemukan di kawasan perairan barat Sumatera.
Belum dipastikan apakah gunung ini aktif. Namun jika benar, “Ini bisa sangat berbahaya,” kata ahli geologi kelautan BPPT, Yusuf Surachman Djajadihardja, seperti dimuat laman Ninemsn.com.au. Puncak gunung ini berada di 1.380 meter di bawah laut.