Kota Bandung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman ini(+)
Ini adalah versi stabil, diperiksa pada tanggal 24 Agustus 2010. Ada 2 perubahan tertunda menunggu peninjauan.

Akurasi Terperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Question book-new.png
Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian.
Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki.

Ini adalah artikel bagus. Klik untuk informasi lebih lanjut.
Bandung beralih ke halaman ini. Untuk Kabupaten yang bernama sama, lihat pula Kabupaten Bandung. Untuk kegunaan lain dari Bandung, lihat Bandung (disambiguasi).
Kota Bandung Jawa Nuvola single chevron right.svg Jawa Barat
Balai kota Bandung
Balai kota Bandung
Lambang Kota Bandung.


Lokasi Kota Bandung di pulau Jawa.
Motto: Gemah Ripah Wibawa Mukti
Sunda: "Tanah Subur Rakyat Makmur"
Hari jadi 25 September 1810
Walikota H. Dada Rosada, S.H., M.Si
Wilayah 167,67 km²
Kecamatan 30 Kecamatan (2007)
Penduduk
-Kepadatan 2.390.120 jiwa[1] (sensus 2008)
14.255 jiwa/km²
Suku bangsa Sunda, Jawa
Bahasa Sunda, Indonesia
Agama Islam, Kristen
Koordinat 107° BT dan 6° 55’ LS
Zona waktu WIB
Kode telepon 022

Situs web resmi: http://www.bandung.go.id

Kota Bandung merupakan sebuah kota dan sekaligus menjadi ibu kota dari provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta, dan Surabaya. Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool, sekarang ITB)[2], menjadi ajang pertempuran di masa kemerdekaan[3], serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955[4], suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika[5].

Pada tahun 1990 kota Bandung menjadi salah satu kota teraman di dunia berdasarkan survey majalah Time[6].

Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, dan dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur[7]. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Geografi
* 2 Sejarah
* 3 Kependudukan
* 4 Pemerintahan
o 4.1 Perwakilan
* 5 Pendidikan
* 6 Kesehatan
* 7 Perhubungan
o 7.1 Infrastruktur
o 7.2 Angkutan Kota dan Bus Kota
o 7.3 Pesawat
o 7.4 Kereta Api
* 8 Kelengkapan
* 9 Perekonomian
* 10 Pariwisata dan Budaya
* 11 Olahraga
* 12 Pers dan Media
* 13 Kota persaudaraan
* 14 Catatan
* 15 Lihat juga
* 16 Pranala luar

[sunting] Geografi

Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa[8], secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.

Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir.

Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.

Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari perbulan[9].
Wisata Belanja – Cerita Petualangan ke Bukittinggi Bagian 4
By Ibujempol

Malaikat Pelindung di mana-mana.

Selesai sarapan kami ke rumah Keluarga Suparlan untuk pamit. Ternyata Ibu dan Bapak gak ada, hanya anaknya. Nyesel juga.
Kemudian kami naik angkot ke pasar bawah. Wisata hari ini adalah mengubek-ubek pasar tradisional. Pasar bawah ini menjual bahan makanan (sayur, buah, daging, ikan, bumbu, dll). Kalo Pasar Atas jual bahan pakaian / tekstil, bahan kebaya bordiran, pakaian jadi terutama baju muslim, cindera mata spt tas. Juga jual makanankhas Bukittinggi spt kripik sanjai, kripik balado, paru, krupuk kulit, dll.
Ke pasar tradisional bukan hal baru buat anak2. Di Perancis tiap Sabtu mereka ikut belanja ke pasar. Yang baru adalah isinya, orang-orangnya, suasananya, juga kotornya. Kaki sapi dikerubutin lalat di atas tanah berdebu gak akan mereka temui di Perancis.
Nenek Penjual Lemang Pasar Bawah Bukittinggi

Nenek Penjual Lemang Pasar Bawah Bukittinggi
Nenek Penjual Sari Tebu

Nenek Penjual Sari Tebu - Pasar Bawah Bukittinggi

Malaikat Pelindung betebaran di mana-mana, ada uni yang ngasih rambutan, uda ngasih salak, satu nenek ngasih lemang jagung dan nenek lain ngasih jus tebu. Pada baik hati ya ? Ternyata mereka pada menyangka kami adalah turis asing. Mungkin dari tingkah kami yg masuk pasar bawa kamera gede, anak2 jalan dgn backpack tanpa baby sitter dan juga percakapan kami yang ditelinga mereka terdengar bagaikan bahasa planet lain karena tidak dimengerti. Ada Uni yang terkagum kagum nanya dimana saya belajar bahasa Indonesia, Uni lain berbisik ke orang disebelahnya : “Eh ternyata bisa bahasa Indonesia”. Aku hanya senyum sambil bilang aku sudah pintar bahasa Indonesia sejak lahir hehehehe.
Sedikit ringkasan tempat beli oleh2 / cindera mata dan jajanan khas Bukit Tinggi : untuk tas, bahan kebaya bordir, baju muslim, jilbab, mukenah, dll bisa dibeli di Pasar Atas atau bisa juga di kedai2 dalam Taman Panorama. Untuk keripik balado, keripik sanjai, kerupuk labu, dan jajanan bisa di pasar atas, ada juga di terminal bus luar kota. Jangan lupa untuk sempatkan ke Itiak Lado Mudo di jl Ngarai Binuang , ini masakan itik yang enak banget, terkenal sebagai oleh2 khas bukittinggi atau makanan yang kudu dicoba kalo anda ke Bukittinggi.
Naik Bendi Bukittinggi

Naik Bendi Bukittinggi

Balik ke hotel naik andong. Ngepak lagi oleh2 terakhir yang kami beli di pasar tradisional, mandi lagi dan dandan trus check out tapi teteup titip barang di hotel. Lalu kami menuju rumah makan ikan bakar di dekat hotel Ambun Suri. Suasana sepi karena saatnya sholat jumat. Pintu dan gordenpun ditutup, jalan-jalan sangat sepi, roda aktifitas terhenti seketika. Ikan bakar di sini juga enak dengan bumbu kuning yang meresap, nikmeh banget. Walau untuk anak2 sudah aku bilang tanpa bumbu ternyata pedes juga buat mereka. Kasian hanya makan nasi dan sayur. Untung ada juice untuk asupan gizi lain buat mereka.

Mobil travel akan menjemput jam 2, masih ada waktu kami ke kantor pos nyari postcard . Ternyata gak ada, harus beli ke daerah pecinan, udah gak ada waktu. Kami naik angkot lagi ke Keluarga Suparlan karena masih ada waktu 35 menitan. Sukurlah akhirnya kami ketemu lagi untuk pamit. Kami saling bertukar alamat dan nomor telepon. Pesan Ibu dan Bapak agar kami kembali lagi sekeluarga dan nginap di rumah mereka. Walau jarak ke hotel dekat tapi kami sudah hampir telat sehingga kami harus naik angkot. Ibu mengantar kami sampai ke angkot bahkan langsung bayar ongkosnya ke sopir !

Bener aja waktu kami tiba, mobil travel juga sudah tiba. Langsung ngambil barang dan berangkat. Perjalanan ke bandara mulus, dua ceweks mungilku tidur . Kali ini dengan ongkos yang sama Rp.15.000 dapet masing2 1 botol air mineral. Check in lancar, pesawat gak delay, perjalanan mulus. Naik damri ke Bekasi, ternyata penuh, gak dapat kursi, gelantungan sambil gendong Jelita. Untung ada malaikat yang memberikan haknya untuk kami. Karena penuh, jadi panas, 2 ceweks jadi gak betah, nanya mulu kapan nyampe. Malaikat lain seorang bapak mengulurkan permen. Anak2 seneng. Belon tiba juga, mulai nanya lagi. Sang malaikat keluarin kotak kue dari garuda dan memberikan ke 2 ceweks. Aku tolak tapi sang malaikah teteup kekeuh. Akhirnya kami terima dan mengiringi perjalanan sampai bekasi. Turun damri kami naik taksi ke rumah. Perjalanan selesai.
Terima kasih Tuhan, terima kasih para malaikat pelindung, terima kasih semua orang yang kami temui yang memberikan warna warni petualangan kami, bagikan pelangi.

Blagnac 03 Agustus 2009
Julia Guerre

Note : Tahun depan, jika Tuhan mengijinkan, 3 ceweks akan mengeksplor Indonesia Tengah dan Timur dengan route kira2 sbb : Toulouse – Bali – Makasar – Toraja – Ambon – Pulau2 dan Pantai di Kei. Saya sendiri akan berpetualang ke Taman Nasional Komodo (TNK), Moyo, Rinca, dll, untuk membuat foto sebanyak banyaknya dalam usaha memenangkan TNK sebagai New 7 wonders of Nature. Fyi, TNK saat ini adalah salah satu finalist diantara 28 finalist lainnya dan hasil akhir akan diumumkan bln Januari 2011. Ayo ke komodo yuk bareng2 dan galang terus usaha untuk voting komodo di www.new7wonders.com
You might also like:
Makanan khas Jawa Tengah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Berikut adalah makanan khas yang terdapat di Jawa Tengah, menurut kabupaten/kota:
Gudeg

* Purwodadi: swikee, nasi becek, kecap, sale pisang
* Banjarnegara: dawet ayu, buntil
* Semarang: Lunpia/lumpia, soto ayam, sate sapi, bandeng presto, nasi goreng babat, ayam goreng kraton tulang lunak, kue-kue pia, sate kambing bumbu kecap, martabak malabar, kue bandung, tahu petis, tahu gimbal, wingko babat
* Boyolali: marning (jagung goreng), paru goreng, brem cap suling gading, krupuk rambak
* Blora: Sega Pecel, sate ayam blora, soto ayam blora, tahu campur
* Brebes: telor asin, sate kambing (di Tanjung. Brebes hingga kini dikenal sebagai sentra penghasil bawang merah
* Demak: nasi garang asem, sambel blimbing wuluh, kwaci (Demak pernah terkenal sebagai sentra penghasil semangka)
* Jepara: es gempol (es pleret), rondo royal (tape goreng), klenyem (ketela parut goreng isi gula merah), kuluban (urap: nangka muda, kacang panjang dan daun mudanya, tauge/kecambah mentah, buah petai cina mentah), pecel ikan laut bakar dengan sambal santan kelapa, sate udang, terasi jepara, tempong (blenyik) ikan teri, durian petruk
* Klaten: ayam goreng kalasan, bebek goreng, emping mlinjo
* Kudus: soto ayam, sate kerbau, lentog, dodol, jenang kudus, madu mongso
* Pati: nasi gandul, sate ayam,
* Pekalongan: nasi gandul, soto tauco (tauto), nasi megono
* Pemalang: nasi grombyang, lontong dekem, sate loso
* Purwokerto: tempe mendoan, gethuk goreng, soto sokaraja / sroto sokaraja, nopia
* Purworejo: kue lompong, clorot (semacam dodol yang dibungkus daun kelapa secara memilin), gebleg (baca ge- seperti e pada kata senang dan -bleg seperti e pada kata becek), kue satu, dawet hitam, lanting
* Purbalingga: rujak kangkung, tahu gecot, soto kriyik, es duren, klanting
* Rembang: bandeng duri lunak (di Juwana), sirup kawis-ta
* Salatiga: bakso urat, bakso babat, kripik paru, ting-ting gepuk
* Solo: gudeg, sate kambing, thengkleng, srabi solo, nasi liwet, timlo solo, racikan salat, krupuk karak/gendar, bakso popular ukuran bola golf, tahu acar, sayur tumpang
* Sragen: nasi garang asem, sate sragen,
* Sukoharjo: welut goreng
* Tegal: "teh poci" (teh yang diseduh dalam poci tanah liat kecil dan diminum dengan gula batu), sate tegal (sate kambing muda khas Tegal), sate bebek majir, pilus, krupuk antor, nasi bogana (nasi megono), Sauto (soto ayam/babat khas Tegal dengan bumbu tauco). Tegal hingga saat ini dikenal sebagai sentra penghasil teh.
* Wonogiri: gaplek, tiwul
* Wonosobo: mie ongklok, sagon, tempe kemul, geblek, wedang ronde, manisan carica, keripik jamur, dendeng gepuk
* Ungaran: tahu baxo, sate kempleng, krupuk bakar
Aneka Makanan Khas Yogyakarta

Ditulis oleh 'Arief di/pada 27 Agustus 2008

Gudeg.

Kalau tentang gudeg, aku malah ingetnya waktu main ke kota Pekalongan. Di sana makanannya rata-rata asin banget. Daripada spekulasi, akhirnya pada sepakat cari makanan yang khas Yogya aja. Eh… ternyata di Pekalongan ada gudeg jogja. Tapi opo tumon… Ternyata gudegnya juga asin banget. Wealah… hire dab, gene yo asin ngene… Tapi dasar perut lapar, asin pun masuk juga. Hehehe…

Memang yang namanya gudeg, identik dengan rasanya yang manis. Walaupun sekarang karena mengikuti selera turis dan pendatang, manisnya nggak kebangeten kok….!!!

Kalo pagi-pagi, di sudut-sudut kota jogja banyak ditemui bakul gudeg. Tapi kalo yang mau 24 jam, ya di daerah Wijilan pusatnya. Sebelah timur alun-alun utara, masuk ke Plengkung Gading, itu udah masuk Wijilan. Tapi harganya harga jakarta lho….!!! Hehehe.



Bakpia.

Wah wah, sebenarnya ini makanan Jogja atau bukan ya ?? Namanya kok seperti bukan nama Jawa, tapi cenderung ke nama dari etnis tionghoa, semacam bakso, juga bakmoy.
Nggak tau bagaimana sejarahnya, tapi makanan yang isinya kumbu kacang ijo ini memang lezat. Dan sekarang isinya sudah banyak dimodifikasi, ada yang kering dan ada yang basah.

Gampang kok di Yogya ndapetin bakpia, ada di toko oleh-oleh. Di jalan Mataram kalau mau menuju Stasiun Tugu dari arah selatan. Juga di jalan Solo kalau mau menuju Bandara Adisucipto.

Tapi pernah ada sebuah merk bakpia yang terkenal tiba-tiba merosot penjualannya, karena di-isu-kan masaknya pake minyak babi. Tapi akhirnya laris lagi, wong memang nggak pake minyak babi kok. Ada kenalan ku yang kerja di situ cerita kalo itu cuma isu.



Yangko.

Wah, Yangko sekarang rasanya macem-macem, rasa buah-buahan. Makanan khas Yogya yang bahan pokoknya ketan dan berbentuk kotak dibungkus kertas tipis ini aslinya dari daerah Kotagede, daerah penghasil kerajinan perak.
Enak…!!! Ndapetinnya ya di toko oleh-oleh juga. Gampang…!!!



Geplak.

Ini nih makanan lezat dari daerah Kabupaten Bantul, masuk propinsi Yogyakarta juga. Pokoknya rasa cuma manis dan manis. Memang ada inovasi bikin rasa yang beraneka, tapi kok perasaan tetep dominan rasa manis ya……!!!
Makanan ini berbahan pokok kelapa yang diparut. Terus dibikin bulat-bulat atau lonjong. Aslinya dulu rasa manisnya pake gula jawa. Tapi sekarang kok sulit ya cari yang manisnya pake gula jawa….

Di toko oleh-oleh biasanya ditaruh di kaca paling depan, tumpuk-tumpuk bulat-bulat dan warna warni… hehehe…..



Geblek.

Waduh, memang susah menerangkan pengucapan makanan khas kabupaten Kulon Progo ini. Geblek…..!!! Hehehehe…. Huruf “e” yang pertama dibacanya seperti “e” dalam kata “menerangkan” (asal “e” yang di kata “menerangkan” tidak diucapkan dengan logat Batak lho ya…!!!).
Nah, huruf “e” yang ke-dua pada kata geblek, pengucapan “e”-nya sama dengan pengucapan “e” dalam kata bahasa Inggris “black”.
Jadi boleh-lah kita tulis “ge-black”.

Makanan khas kabupaten Kulonprogo ini cuma ada di kota Wates, ibukota kabupaten Kulon Progo, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Yang pake kendaraan pribadi menuju Bandung / Jakarta yang lewat jalur selatan, mesti melewati Kota Wates. Sempatin nyari ge-black ini ya…. Hehehe… Gurih…!!! Empuk….!!! Enak….!!!



Tiwul dan Gathot.

Hahaha…….., kalau dibilang ini makanan khas Yogyakarta, temen-temen yang orang Yogya kota pada protes, tiwul dan gathot ini bukan makanan khas Yogya, ini makanan lambang kesengsaraan. Lho kok bisa ???

Tiwul dan Gathot ini makanan khas dari Kabupaten Gunung Kidul, kabupaten di propinsi DIY yang wilayahnya kering dan tandus. Aslinya makanan ini merupakan makanan pokok alternatif setelah nasi. Tapi penduduk Gunungkidul sendiri rata-rata sudah “nggaya” nggak bikin tiwul lagi. Padahal kalau mau kembali ke tiwul, maemnya pake sayur lombok ijo, wah… seger….!!! Berasnya bisa dijual ke luar aja….

Makanan ini dibuat dari ketela pohon (ubi kayu) yang dikeringkan, disebut dengan nama terkenal : “gaplek”.
Gaplek ini kemudian diproses menjadi tiwul gunungkidul.

Ada yang penasaran pengen nyoba, nyari-nya ya cuma di kota Wonosari, ready stock di warungnya Mbok Tum. Awet juga kok, yang nggak awet cuma parutan kelapanya. Tapi tiwulnya ya sudah mengikuti selera untuk oleh-oleh, sudah bukan tiwul bentuk asli-nya tiwul gunungkidul yang dimaemnya pake sayur.. Tiwul oleh-oleh di warungnya Mbok Tum ini dibikin seperti gunungan, dikemas dalam besek. Ada yang manis dan ada yang gurih. Mau coba
Makanan Khas Jakarta Cetak E-mail
Minggu, 22 Juni 2008


ImageKawan Jakarta, para pecinta kuliner di Jakarta, kali ini beragam info seputar Jakarta akan dikupas perlahan-lahan khusus bagi member Jakarta Punya Selera. Mungkin sebagian kawan Jakarta sudah tahu makanan khas Jakarta, dan ada sebagian yang belum tahu.



Apa hayooo...? Kerak Telor kan!

Apa lagi...?hmmm...???!!!

Hayooo...?



Dijamin sebagian besar kawan Jakarta hanya menjawab Kerak Telor sebagai makan khas Jakarta, padahal selain kerak telor masih banyak sekali makanan khas Jakarta yang sampai sekarang masih ada. Mau tahu apa saja, ini dia:



1. Kerak Telor. Merupakan makanan yang terbuat dari beras, telor ayam/telor bebek, dan bumbu lain yang dimasak dengan cara dibakar.



2. Bir Pletok. Merupakan minuman yang terbuat dari jahe. Disebut bir pletok, karena bunyi pletok yang dikeluarkan saat tutup botol bir ini dibuka.



3. Kue Satu. Merupakan kue dengan beberapa macam warna, dan terbuat dari kacang hijau



4. Kue Wajik. Tekstur warnanya putih dan sedikit merah muda, rasanya agak sedikit lengket, manis.



5. Roti buaya. Disebut sebagai roti buaya karena bentuknya yang menyerupai buaya.



6. Ketupat Sayur Betawi.



7. Tape Uli dan Tape Ketan.
Masakan Jepang (日本料理 nihon ryōri, nippon ryōri?) adalah makanan yang dimasak dengan cara memasak yang berkembang secara unik di Jepang dan menggunakan bahan makanan yang diambil dari wilayah Jepang dan sekitarnya. Dalam bahasa Jepang, makanan Jepang disebut nihonshoku atau washoku.

Sushi, tempura, shabu-shabu, dan sukiyaki adalah makanan Jepang yang populer di luar Jepang, termasuk di Indonesia.

Nigirizushi

Daftar Isi:
1. Definisi
2. Ciri khas
3. Sejarah
4. Bahan dan bumbu
5. Kategori
6. Pranala luar
1. Definisi

Yakitori

Masakan dan makanan Jepang tidak selalu harus berupa "makanan yang sudah dimakan orang Jepang secara turun temurun." Makanan orang Jepang berbeda-beda menurut zaman, tingkat sosial, dan daerah tempat tinggal. Cara memasak masakan Jepang banyak meminjam cara memasak dari negara-negara Asia Timur dan negara-negara Barat. Di zaman sekarang, definisi makanan Jepang adalah semua makanan yang dimakan orang Jepang dan makanan tersebut bukan merupakan masakan asal negara lain.

Dalam arti sempit, masakan Jepang mengacu pada berbagai berbagai jenis makanan yang khas Jepang. Makanan yang sudah sejak lama dan secara turun temurun dimakan orang Jepang, tapi tidak khas Jepang tidak bisa disebut makanan Jepang. Makanan seperti gyudon atau nikujaga merupakan contoh makanan Jepang karena menggunakan bumbu khas Jepang seperti shōyu, dashi dan mirin. Makanan yang dijual rumah makan Jepang seperti penjual soba dan warung makan kappō juga disebut makanan Jepang. Makanan yang mengandung daging sapi sering dianggap bukan masakan Jepang karena kebiasaan makan daging baru dimulai sejak Restorasi Meiji sekitar 130 tahun lalu. Menurut orang di luar Jepang, berbagai masakan dari daging sapi seperti sukiyaki dan gyudon juga termasuk makanan Jepang. Dalam arti luas, bila masakan yang dibuat dari bahan makanan yang baru dikenal orang Jepang ikut digolongkan sebagai makanan Jepang, maka definisi masakan Jepang adalah makanan yang dimasak dengan bumbu khas Jepang.

Masakan Jepang sering merupakan perpaduan dari berbagai bahan makanan dan masakan dari berbagai negara. Parutan lobak yang dicampur saus sewaktu memakan bistik atau hamburg steak, dan salad dengan dressing parutan lobak merupakan contoh perpaduan makanan Barat dengan penyedap khas Jepang. Saus spaghetti yang dicampur mentaiko, tarako, natto, daun shiso atau umeboshi merupakan contoh makanan Barat yang dinikmati bersama bahan makanan yang memiliki rasa yang sudah akrab dengan lidah orang Jepang. Bistik dengan parutan lobak sebenarnya tidak dapat disebut sebagai makanan Jepang melainkan bistik ala Jepang (wafū steak). Berdasarkan aturan ini, istilah wafū (和風 ala Jepang?) digunakan untuk menyebut makanan yang lazim ditemukan dan dimakan di Jepang, tapi dimasak dengan cara memasak dari luar Jepang.

Berdasarkan aturan wafū, beberapa jenis makanan sulit digolongkan sebagai makanan Jepang karena merupakan campuran antara makanan Jepang dan makanan asing:

* Makanan Barat yang dicampur bahan makanan yang unik Jepang, seperti sarada udon (salad adalah makanan Barat tapi dicampur udon yang khas Jepang), kari, dan anpan (roti berasal dari Barat berisi ogura yang khas Jepang).
* Makanan khas Jepang yang berasal dari luar negeri tapi dibuat dengan resep yang sudah diubah sesuai selera lokal, seperti ramen dan gyōza.
* Makanan yang berdasarkan bahan dan cara memasak sulit diputuskan harus dimasukkan ke dalam kategori makanan Barat atau makanan Jepang, misalnya pork ginger dan butashōgayaki keduanya menunjuk pada makanan yang sama.

Sebagian besar ahli kuliner berpendapat masakan Jepang mudah sekali dibedakan dari masakan negara tetangga seperti masakan Korea dan masakan Cina. Walaupun demikian, sejumlah makanan Korea juga mendapat pengaruh dari masakan Jepang. Di Korea juga dikenal kimbab (futomakizushi), sup miso, dan takuan (asinan lobak) yang merupakan makanan khas Jepang.

bagi yang tertarik dengan resep masakan jepan bisa ke blog ini masakan
2. Ciri khas

Hidangan kaiseki untuk sarapan pagi
2. 1. Bahan makanan

Pada umumnya, bahan-bahan masakan Jepang berupa: beras, hasil pertanian (sayuran dan kacang-kacangan), dan makanan laut. Bumbu berupa dashi yang dibuat dari konbu, ikan dan shiitake, ditambah miso dan shōyu. Berbeda dengan masakan negara-negara lain, makanan Jepang sama sekali tidak menggunakan bumbu berupa rempah-rempah dari biji-bijian (merica) atau penyedap yanng mengandung biji (seperti cabai) yang harus ditumbuk atau dihaluskan. Masakan Jepang juga tidak menggunakan bumbu yang berbau tajam seperti bawang putih. Kacang kedelai merupakan bahan utama makanan olahan. Penyedap biasanya berupa sayur-sayuran beraroma harum yang dipotong-potong halus atau diparut. Masakan Jepang umumnya rendah lemak, tapi mengandung kadar garam yang tinggi.
2. 2. Bumbu

Masakan Jepang mengenal 5 bumbu utama yang harus dimasukkan secara berturutan sesuai urutan sa-shi-su-se-so yang merupakan singkatan dari:

* gula pasir (satō)
* garam (shio)
* cuka (su)
* shōyu (seuyu: ejaan zaman dulu untuk shōyu)
* miso (miso).

Sesuai dengan peraturan sa-shi-su-se-so, gula pasir adalah bumbu yang dimasukkan pertama kali, diikuti garam, cuka, kecap asin, dan miso.
2. 3. Penyajian makanan

Makanan utama di Jepang terdiri dari nasi (kadang-kadang dicampur palawija), sup dan lauk. Lain halnya dari masakan Cina atau masakan Eropa, masakan Jepang tidak mengenal tahapan (course) dalam penyajian. Dalam budaya makan Eropa atau Cina, makanan disajikan secara bertahap, mulai dari hidangan pembuka, sup, hidangan utama, dan diakhiri dengan hidangan penutup. Masakan Jepang dihidangkan semuanya secara sekaligus. Dalam hal penyajian hidangan, dalam masakan Jepang tidak dikenal perbedaan antara tata cara penyajian di rumah dengan tata cara penyajian di restoran. Jamuan makan dan kaiseki merupakan pengecualian karena makanan disajikan secara bertahap.

Dalam hal menikmati makanan, masakan Jepang bisa dengan mudah dibedakan dari masakan Eropa atau masakan Cina. Rasa dicampur sewaktu makanan Jepang berada di dalam mulut. Asinan sayur-sayuran mungkin terasa terlalu asin kalau dimakan begitu saja, namun asinan terasa lebih enak ketika dimakan dengan nasi putih. Dalam masakan Jepang, bahan makanan tidak diolah secara berlebihan. Makanan harus mempunyai rasa asli bahan makanan tersebut. Cara memasak atau penyiapan makanan hanya bertujuan menampilkan rasa asli dari bahan makanan. Makanan juga sama sekali tidak dimasak dengan bumbu yang berbau tajam. Masakan Jepang tidak mengenal teknik memasak yang bisa merusak penampilan bahan dan kesegaran bahan makanan.

Juru masak masakan Jepang dituntut serba bisa dalam berbagai bidang. Mereka dituntut memiliki keahlian dalam pengolahan bahan makanan, pengetahuan tentang alat-alat makan, serta pemilihan suasana yang tepat untuk menikmati makanan. Masakan Jepang sangat berbeda dari masakan Perancis yang sangat maju dalam pembagian keahlian di dapur dan pelayanan terhadap tamu di ruang makan.

Peralatan makan untuk masakan Jepang umumnya dibuat dari keramik, porselen, atau kayu yang dipernis dengan urushi. Di rumah keluarga Jepang, setiap anggota keluarga memiliki mangkuk nasi dan sumpit sendiri, dan tidak saling dipertukarkan dengan milik anggota keluarga yang lain. Sumpit yang dipakai bisa berupa sumpit kayu, sumpit bambu, atau sumpit sekali pakai. Sebelum teknik pembuatan keramik dikenal di Jepang, sebagian besar alat makan dibuat dari kayu yang dipernis. Alat makan dari porselen umumnya diberi hiasan gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias hidangan.

Masakan Jepang memiliki aturan yang sangat longgar menyangkut bentuk alat makan dari keramik. Piring bisa saja berwarna gelap atau berbentuk persegi empat, sehingga sangat mencolok dibandingkan piring makanan Eropa atau Amerika. Alat makan untuk makanan Jepang terlihat sangat berbeda dengan alat makan untuk masakan Cina atau Korea. Masakan Cina menggunakan piring bundar dari porselen dengan hiasan sederhana, sementara masakan Korea memakai porselen putih tanpa hiasan atau alat makan dari logam.
3. Sejarah
3. 1. Awal sejarah tertulis

Nihon Shoki adalah literatur klasik yang memuat sejarah tertua tentang masakan Jepang. Di dalamnya dikisahkan tentang nenek moyang klan Takahashi bernama Iwakamutsukari-no-mikoto. Makanan yang dihidangkannya berupa namasu ikan cakalang dan potongan kerang (hamaguri) yang diacar dengan cuka. Hidangan istimewa tersebut dibuatnya untuk Kaisar Keiko yang sedang mengunjungi Provinsi Awa ketika bersedih atas kematian Yamato Takeru. Iwakamutsukari-no-mikoto bertugas sebagai juru masak istana dan kemudian dimuliakan sebagai dewa masakan.
3. 2. Asal usul masakan

Orang Jepang mulai makan nasi sejak zaman Jomon. Lauknya berupa bahan makanan yang direbus (nimono), dipanggang, atau dikukus. Cara mengolah makanan dengan menggoreng mulai dikenal sejak zaman Asuka, dan berasal dari Semenanjung Korea dan Cina. Teh dan masakan biksu diperkenalkan di Jepang bersamaan dengan masuknya agama Buddha, namun hanya berkembang di kalangan kuil. Makanan biksu adalah masakan vegetarian yang disebut shōjin ryōri. Hewan peliharaan dan binatang buas seperti monyet dilarang untuk dijadikan bahan makanan. Di dalam literatur klasik Engishiki juga diceritakan tentang ikan hasil fermentasi yang disebut narezushi yang dipakai sebagai persembahan di Jepang bagian barat.
3. 3. Masakan zaman Nara

Pengaruh kuat kebudayaan Cina pada zaman Nara ikut mempengaruhi masakan Jepang pada zaman Nara. Makanan dimasak sebagai hidangan upacara dan ketika ada perayaan yang berkaitan dengan musim. Sepanjang tahunnya selalu ada perayaan dan pesta makan. Teknik memasak dari Cina mulai dipakai untuk mengolah bahan makanan lokal. Penyesuaian cara memasak dari Cina dengan keadaan alam di Jepang akhirnya melahirkan masakan yang khas Jepang.
3. 4. Masakan zaman Heian

Pada zaman Heian, masakan Jepang terus berkembang dengan pengaruh dari daratan Cina. Orang Jepang waktu itu mulai mengenal makanan seperti karaage dan kue-kue asal Dinasti Tang (tōgashi), dan natto. Aliran memasak dan etiket makan berkembang di kalangan bangsawan. Atas perintah kaisar Kōkō, Fujiwara no Yamakage menyunting buku memasak aliran Shijō yang berjudul Shijōryū Hōchōshiki. Sampai saat ini, rumah makan tradisional Jepang masih sering memiliki altar pemujaan untuk Fujiwara no Yamakage dan Iwakamutsukari-no-mikoto.
3. 5. Masakan zaman Kamakura

Makanan olahan dari tahu yang disebut ganmodoki mulai dikenal bersamaan dengan makin populernya tradisi minum teh dan ajaran Zen. Pada zaman Kamakura, makanan dalam porsi kecil untuk biksu yang menjalani latihan disebut kaiseki. Pendeta Buddha bernama Eisai memperkenalkan teh yang dibawanya dari Cina untuk dinikmati dengan hidangan kaiseki. Masakan ini nantinya berkembang menjadi makanan resepsi yang juga disebut kaiseki, tapi ditulis dengan aksara kanji yang berbeda.
3. 6. Masakan zaman Muromachi

Memasuki zaman Muromachi, kalangan samurai ikut dalam urusan masak-memasak di istana kaisar. Tata krama sewaktu makan juga semakin berkembang. Aliran etiket Ogasawara yang masih dikenal sekarang bermula dari etiket kalangan samurai dan bangsawan zaman Muromachi.

Chūnagon bernama Yamakage no Masatomo mendirikan aliran memasak Shijōryū. Aliran ini menerbitkan buku memasak berjudul Shijōryū Hōchōsho (Buku Memasak Aliran Shijō). Sementara itu, klan Ashikaga mendirikan aliran memasak Ōkusaryū. Orang mulai menjadi cerewet soal cara memasak dan menghidangkan makanan. Makanan gaya honzen (honzen no seishiki) dan gaya kaiseki merupakan dua aliran utama masakan Jepang zaman Muromachi. Dalam gaya honzen, makanan dihidangkan secara individu di atas meja pendek yang disebut ozen. Porsi yang dihidangkan cukup untuk dimakan satu orang. Dalam gaya kaiseki, makanan dihidangkan dalam porsi kecil seperti makanan yang dihidangkan dalam upacara minum teh.

Namban adalah istilah orang Jepang zaman dulu untuk "luar negeri", khususnya Portugal dan Asia Tenggara. Dari kata namban dikenal istilah nambansen (kapal dari luar negeri). Kedatangan kapal-kapal dari luar negeri dari zaman Muromachi hingga zaman Sengoku membawa serta berbagai jenis masakan yang disebut namban ryōri (masakan luar negeri) dan nambangashi (kue luar negeri). Kue kastela yang menggunakan resep dari Portugal adalah salah satu contoh dari nambangashi.
3. 7. Masakan zaman Edo

Kebudayaan orang kota berkembang pesat pada zaman Edo. Makanan penduduk kota seperti tempura dan teh gandum (mugicha) banyak dijual di kios-kios pasar kaget. Pada masa itu, di Edo mulai banyak dijumpai rumah makan khusus soba dan nigirizushi. Ōrusuichaya adalah sebutan untuk rumah makan tradisional (ryōtei) yang digunakan samurai sewaktu menjamu tamu dengan pesta makan. Makanan dinikmati secara santai sambil meminum sake, dan tidak mengikuti tata cara makan formal seperti masakan kaiseki atau masakan Honzen. Masakan Ōrusuichaya disebut masakan kaiseki (会席料理 kaiseki ryōri?, masakan jamuan makan), dan ditulis dengan aksara kanji yang berbeda dari "kaiseki" untuk upacara minum teh.

Teknik pembuatan kue-kue tradisional Jepang (wagashi) berkembang pesat berkat tersedianya gula yang sudah menjadi barang yang lumrah. Alat makan dari keramik dan porselen mulai banyak digunakan dan diberi hiasan berupa gambar-gambar artistik yang dikerjakan secara serius. Daging ternak mulai dikonsumsi orang Jepang dan daging sapi dimakan sebagai obat. Sejak pertengahan zaman Edo mulai dikenalnya teknik seni ukir sayur, dan makanan mulai dihias dengan hiasan dari lobak (wachigai daikon). Pada waktu itu juga mulai dikenal telur rebus aneh dengan kuning telur berada di luar dan putih telur di dalam (kimigaeshi tamago).
3. 8. Masakan Kanto

Masakan Jepang zaman modern adalah hasil penyempurnaan masakan zaman Edo. Daimyo dari seluruh penjuru Jepang mengenal kewajiban sankin kōtai. Mereka wajib datang ke Edo untuk menjalankan tugas pemerintahan bersama shogun. Kedatangan daimyo dari seluruh pelosok negeri membawa serta cara memasak dan bahan makanan khas dari daerah masing-masing. Bahan makanan yang dibawa rombongan daimyo dari seluruh pelosok Jepang menambah keanekaragaman masakan Jepang di Edo. Semuanya ditambah dengan makanan laut segar dan enak dari Teluk Edo yang disebut Edomae. Hasil laut dari Samudera Pasifik seperti ikan tongkol sudah dijadikan menu tetap sewaktu membuat sashimi.

Ikan dari familia Sparidae yang dikenal di Jepang sebagai ikan tai merupakan lambang kemakmuran di Jepang. Ikan tai yang dipanggang utuh tanpa dipotong-potong merupakan hidangan istimewa pada kesempatan khusus. Makanan yang dihidangkan pada pesta makan terdiri dari dua jenis: makanan untuk dimakan di tempat pesta, dan makanan yang berfungsi sebagai hiasan. Panggang ikan tai termasuk dalam makanan hiasan yang boleh saja dimakan di tempat pesta. Namun, ikan panggang di pesta sebenarnya lebih merupakan hiasan karena dimaksudkan untuk dibawa pulang oleh para tamu sebagai oleh-oleh. Tradisi membawa pulang makanan pesta sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah berasal dari zaman Edo dan terus berlanjut hingga sekarang. Selain ikan panggang, tamu biasanya dipersilakan membawa pulang kinton (biji berangan dan ubi jalar yang dihaluskan) dan kamaboko.

Masakan yang lahir dari berbagai keanekaragaman di daerah Kanto disebut masakan Edo atau masakan Kanto. Sebutan masakan Kanto digunakan untuk membedakannya dari masakan Kansai yang sudah dikenal orang lebih dulu. Ciri khas masakan Kanto adalah penggunaan kecap asin (shōyu) sebagai penentu rasa, termasuk untuk makanan berkuah (shirumono) dan nimono. Tradisi membawa pulang makanan pesta merupakan alasan penggunaan kecap asin dalam jumlah banyak dalam masakan Kanto, maksudnya agar rasa tetap enak walaupun sudah dingin. Berbeda dengan masakan Kanto, masakan Kansai justru tidak terlalu asin walaupun mengandalkan garam dapur sebagai penentu rasa.
Masakan Korea
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Hanjeongsik

Masakan Korea adalah makanan tradisional yang didasarkan pada teknik dan cara memasak orang Korea. Mulai dari kuliner istana yang pelik sampai makanan khusus dari daerah-daerah serta perpaduan dengan masakan modern, bahan-bahan yang digunakan serta cara penyiapannya sangat berbeda. Banyak sekali makanan Korea yang sudah mendunia. Makanan yang dijelaskan di sini sangat berbeda dengan makanan yang disajikan dalam kuliner istana (surasang), yang sampai saat ini juga dinikmati sebagian besar masyarakat Korea.

Masakan Korea berbahan dasar sebagian besar pada beras, mi, tahu, sayuran dan daging. Makanan tradisional Korea terkenal akan sejumlah besar makanan sampingan (lauk) yang disebut banchan yang dimakan bersama dengan nasi putih dan sup (kaldu). Setiap makanan dilengkapi dengan banchan yang cukup banyak.

Kimchi adalah makanan fermentasi yang berasal dari sayuran, utamanya sawi, lobak dan ketimun. Setidaknya ada satu jenis kimchi yang disajikan bersama banchan pada sepanjang tahunnya. Kimchi juga adalah bahan dasar utama dalam berbagai resep masakan Korea.

Makanan Korea biasanya dibumbui dengan minyak wijen, doenjang, kecap, garam, bawang putih, jahe dan saus cabai (gochujang). Masyarakat Korea adalah pengkonsumsi bawang putih terbesar di dunia di atas warga Cina, Thailand, Jepang, serta negara-negara Laut Tengah seperti Spanyol, Italia dan Yunani.

Makanan Korea berbeda secara musiman. Selama musim dingin, biasanya makanan tradisional yang dikonsumsi adalah kimchi dan berbagai sayuran yang diasinkan di dalam gentong besar yang disimpan di bawah tanah di luar rumah. Persiapan pembuatan masakan Korea biasanya sangat membutuhkan kerja sama.

Makanan tradisional dari istana, yang dahulu hanya dinikmati oleh keluarga kerajaan Dinasti Joseon, memerlukan waktu berjam-jam untuk pembuatannya. Makanan istana harus memiliki harmonisasi yang memperlihatkan kontras dari karakter panas dan dingin, pedas dan tawar, keras dan lembut, padat dan cair, serta keseimbangan warna.

Makanan istana seperti ini beberapa di antaranya dapat mencapai harga ₩240.000 (sekitar AS$265) per orang termasuk minuman juga layanan oleh pelayan eksklusif. Restoran yang menyediakan makanan istana terdapat banyak di kota Seoul. Sejak meledaknya popularitas drama epik Daejanggeum, semakin banyak pula masyarakat yang menyukai makanan istana.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Pengaturan meja makan
* 2 Etiket makan tradisional
* 3 Jenis Makanan Korea
o 3.1 Variasi daerah
+ 3.1.1 Gyeonggi
+ 3.1.2 Gangwon
+ 3.1.3 Chungcheong
+ 3.1.4 Jeolla
+ 3.1.5 Gyeongsang
+ 3.1.6 Jeju
o 3.2 Masakan daging
o 3.3 Makanan kerajaan
o 3.4 Sup dan makanan berkuah
o 3.5 Nasi campur
o 3.6 Banchan (lauk pauk)
o 3.7 Mie
* 4 Makanan ringan
o 4.1 Gimbap
o 4.2 Buchimgae/Jeon
o 4.3 Bungeo-ppang/Gukwa-Ppang/Gyeran-ppang
* 5 Makanan ringan lainnya
* 6 Anju (makanan sampingan dan minuman keras)
* 7 Dessert
* 8 Minuman
o 8.1 Minuman non-alkohol
o 8.2 Minuman berakohol
* 9 Inovasi kontemporer
* 10 Restoran Korea di luar negeri
* 11 Konsumsi daging anjing
* 12 Lihat pula
* 13 Pranala luar
* 14 Referensi

[sunting] Pengaturan meja makan

Orang Korea biasanya makan dengan duduk di bantal (tanpa kursi) pada meja yang rendah dengan posisi kaki menyilang (menyila).

Makanan dimakan dengan sumpit dari stainless steel (jeotgarak) dan sendok panjang (sutgarak); set sumpit dan sendok ini dinamakan sujeo (gabungan sutgarak dan jeotgarak), namun sujeo dapat juga diartikan sebagai sendok saja. Tidak seperti bangsa pengguna sumpit lain, orang Korea sudah menggunakan sendok sejak abad ke-5 Masehi.

Tidak seperti orang Tionghoa atau Jepang, mangkuk nasi dan sup tidak boleh beranjak dari meja dan mereka memakannya dengan sendok. Banchan (lauk pauk) dimakan dengan sumpit. Pengaturan yang umum biasanya seperti berikut:

Nasi untuk perorangan disediakan dalam mangkuk kecil yang lebih tinggi dari diameternya. Sup hangat disediakan dalam mangkuk yang lebih besar dan lebar (di sebelah kanan nasi), seringkali jjigae atau makanan jenis berkuah lain dimakan bersama dari panci besar di tengah-tengah meja. Set sendok panjang stainless steel untuk nasi dan sup, dan sumpit untuk banchan (di sebelah kanan sup).

Hidangan lauk banchan yang bervariasi disediakan dalam mangkuk-mangkuk kecil. Tergantung pada setiap rumah tangga, minuman bisa saja disediakan atau tidak disediakan. Air es biasanya disediakan saat makan bersama keluarga. Dalam lingkungan umum (misal restoran), disediakan air atau minuman tradisional (“teh” biji-bijian seperti teh barley, sementara teh biasa kurang disukai saat makan karena rasanya tidak cocok dengan nasi atau banchan yang pedas). Minuman lain yang umum saat makan adalah soju. Setelah makan, minuman penyegar yang disediakan contohnya soojunggwa atau shikhye. Minuman yang disajikan berbeda-beda berdasarkan musim dalam setahun.
[sunting] Etiket makan tradisional
Broom icon.svg
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
(November 2008)
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Orang tua, yang dihormati, dan tamu harus diperlakukan dengan hormat dan mempunyai hak untuk memakan makanannya paling dulu. Bagi mereka ini, umumnya disediakan hidangan yang terbaik. Orang Korea tidak mengangkat mangkuk nasi dan sup mereka dari meja. Etiket mengharuskan mangkuk tetap di meja dan sendok/sumpit digunakan untuk menyuap makanan ke mulut. Mengangkat mangkuk dengan tangan dianggap tidak sopan, kecuali dalam beberapa keadaan yang cukup longgar, hal itu masih bisa diterima. Pada zaman dulu, kaum bangsawan (yangban) makan dengan meja yang mewah sementara kebalikannya, petani menikmati makanannya di tengah ladang.

Perilaku tidak sopan saat makan:

* Menghembuskan napas dari hidung ke meja,
* Mendahului makan sebelum orang tertua,
* Mendirikan sumpit atau sendok ke atas, karena melambangkan dupa yang dibakar saat upacara kematian,
* Menancapkan makanan dengan sumpit dan mengambil makanan dengan tangan (ada makanan yang boleh diambil dengan jari tangan, namun banchan tidak diperbolehkan),
* Menggunakan sumpit dan sendok pada saat bersamaan (hanya boleh dengan satu tangan),
* Menggunakan sumpit atau sendok dengan tangan kiri,
* Membuat suara berisik saat mengunyah makanan atau memukul mangkuk dengan alat makan,
* Mengaduk-aduk nasi atau sup dengan sendok/sumpit,
* Mengaduk-aduk lauk pauk dengan sendok/sumpit,
* Menyelesaikan makan terlalu cepat atau terlalu lambat,
* Minum minuman menghadap ke orang tua (Ini sangat tidak sopan, seseorang harus memutar posisi ke arah lain/sebelahnya)
* Menerima minuman dari orang tua dan dihormati dengan kedua tangan, seharusnya tangan kiri diletakkan ke dada dan tangan kanan memegang tempat minum/cawan saat minuman dituangkan.
* Dalam situasi informal, peraturan-peraturan ini kurang begitu penting. Dalam acara makan keluarga, anak-anak diajari oleh orang tua tentang cara dan etiket makan tradisional.
* Berbicara saat mengunyah makanan tidak apa-apa, selama mulut tidak dibuka. Adalah tidak sopan saat makan berbicara dengan mulut terbuka. Namun, jika berbicara saat makan, orang Korea terbiasa menjawab dengan hanya mengangguk-anggukkan kepala atau menyebut “mm” sebagai kata “ya” dan tidak membuka mulut. Menyantap/menyeruput sup dengan suara berdesis sangat dianjurkan. Orang korea akan memberi komentar terhadap tamu yang sangat diam saat makan (jika ia tidak bicara), supaya ia tidak terus berpacu menyantap makanan jika ia berhenti makan untuk berbicara.

Peraturan lain yang harus diingat adalah orang-orang tua atau yang dihormati tidak perlu harus mengikuti tata-cara itu, namun orang lain diharuskan. Ini dikarenakan hal terpenting dalam makan adalah menunjukkan rasa hormat dan sopan kepada yang berada diatas kita. Hal ini tidak berlaku saat makan sendirian atau dengan teman-teman.

Dalam makan malam tidak diharuskan menghabiskan semua porsi lauk pauk yang disediakan, namun nasi individual harus dihabiskan. Menyantap makanan terlalu cepat akan membuat tuan rumah berpikir bahwa makanan yang disediakan tidak cukup. Selain itu menyisakan lauk dalam jumlah banyak adalah tidak sopan karena dianggap membuang-buang makanan.

Pada saat di restoran, seorang Korea cenderung membayar semua makanan semua orang dalam suatu kelompok. Biasanya yang dibayari akan membayar saat makan selanjutnya. Banchan yang bermacam-macam biasa dipesan dan disajikan dalam porsi kecil dan akan dipenuhkan lagi jika sudah habis. Tidak apa-apa untuk meminta tambahan lauk.
[sunting] Jenis Makanan Korea
Kimchi

Sebagian besar makanan Korea terdiri atas sajian yang sederhana seperti makanan yang disimpan dalam waktu lama, serta dikenal berasa kuat dan pedas. Banyak sajian banchan dibuat dari fermentasi, menghasilkan rasa pedas, kuat dan asin.

Setiap daerah memiliki kekhususan makanannya dan diasosiasikan dengan hidangan tertentu. Contoh Bibimbap yang berasal dari Jeonju, naengmyeon dari Pyongyang.
[sunting] Variasi daerah

Berikut adalah variasi masakan Korea, terutama di Korea bagian selatan. [1]
[sunting] Gyeonggi

Propinsi Gyeonggi memiliki hidangan masakan yang mewah dan disajikan secara khusus agar terlihat cantik.[1] Hal itu dikarenakan daerah ini sejak lama merupakan tempat tinggal keluarga kerajaan dan bangsawan, sehingga ikut mempengaruhi jenis dan cara penyajian masakannya.[1] Contoh masakan khas Gyeonggi adalah galbi, daging panggang yang berasal dari kota Suwon.[1]
[sunting] Gangwon

Gangwon merupakan daerah yang bergunung-gunung dan berbatasan dengan Laut Timur.[1] Kondisi ini ikut mempengaruhi masakannya.[1] Masakan Gangwon menggunakan bahan-bahan dari pegunungan seperti kentang, gandum buckwheat dan jagung serta makanan laut yang segar.[1] Contoh masakan terkenal dari Gangwon adalah Chodang Dubu atau Tahu dari Chodang.[1] Tahu Chodang adalah tahu sutera yang diproses dengan menggunakan air laut.[1]
[sunting] Chungcheong

Masakan dari propinsi Chungcheong memiliki ciri khas yang sederhana dan bersih.[1] Warga di daerah ini menggunakan paling sedikit bumbu dibanding warga di daerah lain di Korea.[1] Daerah bagian utara Chungcheong yang sebagian besar terletak di wilayah pegunungan, kaya akan hasil ginseng, bawang putih dan jujube.[1] Bagian selatan yang berbatasan dengan perairan laut, menggunakan bahan makanan laut segar untuk masakannya.[1] Hasil laut yang terkenal adalah kepiting biru dan udang.[1]

Contoh masakan khas Chungcheong adalah sundae, jenis sosis darah yang berasal dari kota kota Cheonan.[1] Sosis ini merupakan makanan baru yang dibuat pada masa Perang Korea (1950-1953), saat pabrik ham Amerika didirikan di kota tersebut.[1] Sejak itu makanan tersebut dinamakan Cheonan Byeongcheon sundae atau sundae dari Byeongcheon, Cheonan.[1]
[sunting] Jeolla

Propinsi Jeolla merupakan daerah penghasil bahan pangan yang paling beragam di Korea dikarenakan tanahnya yang subur.[1] Hasil laut dan pertanian yang melimpah menyebabkan masakan dari daerah ini sangat banyak variasinya.[1] Contoh masakan yang terkenal dari Jeolla adalah bibimbap, nasi campur khas kota Jeonju.[1]
[sunting] Gyeongsang

Masakan propinsi Gyeongsang di bagian tenggara Korea dipengaruhi oleh hasil pertanian dan tangkapan laut yang melimpah.[1] Ciri khas masakan daerah ini adalah sebagian besar memiliki rasa yang lebih asin dan pedas dibandingkan masakan dari daerah lain.[1] Masakan yang terkenal dari Gyeongsang adalah kepiting salju dari Yeongdeok yang berukuran besar.[1]
[sunting] Jeju

Rakyat pulau Jeju banyak bekerja sebagai nelayan, sehingga masakan pulau ini sebagian besar dihasilkan dari tangkapan laut yang segar.[1] Jenis masakan Jeju yang populer di seluruh Korea adalah obunjagi ttukbaegi, masakan sup obunjagi, sejenis abalon.[1] Jeju merupakan penghasil obunjagi terbesar di Korea.[1]
[sunting] Masakan daging
Galbi
Bulgogi

Di restoran-restoran tradisional, daging dipanggang di tengah-tengah meja menggunakan arang, dikelilingi dengan variasi banchan. Daging dipotong kecil-kecil dan dibungkus dengan daun sayuran bersama nasi, potongan bawang putih, dan ssamjang (campuran gochujang dan doenjang).

* Bulgogi (불고기): potongan daging sapi yang dipanggang dengan kecap, minyak wijen, bawang putih, bawang bombai dan lada hitam. Bulgogi berarti "daging api". Variasinya: daging babi (dwaeji-bulgogi), ayam (dak-bulgogi), dan sotong (ojingeo-bulgogi).

* Galbi (갈비): daging iga babi atau sapi yang dipanggang dengan arang dan dibumbui. Potongannya lebih tipis dari bulgogi dan disebut sebagai barbecue Korea. Variasi: dari ayam disebut dakgalbi, jokbal atau kaki babi yang disajikan dengan saus kerang asin.

* Samgyeopsal (삼겹살): daging perut babi yang dipanggang tanpa/dengan bumbu seperti cara memanggang galbi.

* Hoe (IPA: [hö] 회): makanan laut mentah yang dicelupkan dengan saus cabai (gochujang) atau dengan kecap asin ditambah wasabi, lalu dimakan dengan daun selada.

* Sannakji atau gurita hidup. Sannakji yang dimakan mentah biasanya masih hidup di atas meja.

* Makchang (막창): jeroan babi panggang yang disajikan seperti samgyeopsal dan galbi. Makanan jenis ini khas Daegu dan propinsi Gyeongsang.

* Gobchang (곱창): sama dengan makchang, namun dengan jeroan babi atau sapi muda.

[sunting] Makanan kerajaan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Masakan istana Korea

* Gujeolpan (구절판): berarti "piring yang terbagi sembilan", makanan ini terdiri atas beberapa jenis sayuran dan daging yang disajikan dalam lapisan pancake. Gujeolpan biasa disajikan saat perayaan atau acara tertentu seperti pernikahan.

* Sinseollo (신선로): lasagna sayuran dan daging gaya Korea.

[sunting] Sup dan makanan berkuah
Sundubu JJigae

* Budae jjigae (부대찌개, "sup militer"): sehabis perang Korea, daging sangat langka, jadi orang-orang memanfaatkan kelebihan makanan dari basis militer tentara AS, seperti hot-dog dan ham kaleng dan memasaknya dalam sup tradisional. Budae jjigae sangat terkenal di Korea Selatan dan sering dimasak bersama ramyon (mi instan).

* Doenjang jjigae (된장찌개): sup pasta kacang kedelai, disajikan sebagai hidangan utama atau disajikan bersama hidangan daging. Isinya bervariasi dari sayuran, tahu, kerang, udang, ikan dan sebagainya.

* Cheonggukjang jjigae (청국장찌개): sup yang dibuat dari pasta kacang kedelai fermentasi yang berbau menusuk.

* Gamjatang (감자탕, "sup kentang"): sup pedas tulang babi, dengan sayuran dan kentang.

* Haejangguk (해장국): sup tulang babi dengan sayuran, kol kering, dan puding darah sapi. Cerita menyebutkan bahwa makanan ini ditemukan oleh sebuah restoran di Jongno (Seoul) setelah berakhirnya Perang Dunia II.

* Janchi guksu (잔치국수): mie yang disajikan dengan rumput laut, kimchi, telur dan sayuran.

* Jeongol (전골) : sup tradisional yang pedas, isinya terdiri dari makanan laut dan sayuran.

Samgyetang, sup ayam ginseng.

* Kimchi jjigae (김치찌개): Sup yang terdiri dari isi kimchi, daging babi/sapi. Sering dijadikan sebagai santap siang atau sebagai hidangan sampingan makanan daging-dagingan. Disajikan dalam panci batu dan masih mendidih saat tiba di meja.

* Maeuntang (매운탕): sup ikan pedas.

* Samgyetang (삼계탕): sup yang terbuat dari daging ayam utuh yang diisi ginseng, hedysarum, nasi manis, jojoba, bawang putih dan kacang berangan. Samgyetang populer dikonsumsi sebagai sumber nutrisi pada musim panas, dimana warga Korea kehilangan banyak energi karena cuaca panas.

* Seolleongtang (설렁탕): sup kaki sapi yang dimasak sampai 10 jam lebih sampai berwarna putih susu. Biasa disajikan dalam semangkuk mie dan potongan daging sapi.

* Sundubu jjigae (순두부 찌개): sup tahu (dubu) pedas.

[sunting] Nasi campur

* Bibimbap (비빔밥, "nasi campur"): makanan khas kota Jeonju, yaitu nasi yang dicampur berbagai macam sayuran, daging sapi, telur, dan gochujang. Variasi: dolsot bibimbap (돌솥 비빔밥), bibimbap yang disajikan dengan panci batu panas. Yukhoe bibimbap adalah bibimbap dengan daging sapi cincang mentah (yukhoe), ditambah telur mentah di atasnya. Bibimbap dimakan setelah nasi dan lauk diaduk dengan sendok hingga tercampur.

* Hoedeopbap (회덮밥): potongan ikan mentah yang dicampur dengan sayuran, nasi dan gochujang.

[sunting] Banchan (lauk pauk)

* Kimchi: sayuran (biasanya dari kubis, sawi, lobak putih, atau ketimun) yang difermentasikan dengan bahan rempah seperti jahe, bawang putih, bawang bombai dan bubuk cabai. Terdapat banyak variasi berdasarkan cara membuat di masing-masing rumah tangga.

* Kongnamul (콩나물): Kecambah yang dikonsumsi dengan banchan yang direbus atau dibumbui. Variasinya: kongnamul-bap (kecambah dengan nasi), kongnamul-guk (sup kecambah),dan kongnamul-gukbap (nasi dengan sup kecambah).

[sunting] Mie
Mul Naengmyeon dengan mandu

* Naengmyeon (냉면; Korea Utara: 랭면, Raengmyŏn; "mie dingin"): mie khas Pyeongyang yang biasa dikonsumsi pada musim panas. Terdapat banyak jenisnya, umumnya mie tipis yang terbuat dari tepung buckwheat (jenis gandum), dihidangkan dengan kuah tulang sapi, ditambah macam-macam bumbu, sayuran, telur rebus dan daging sapi. Naengmyeon jenis ini disebut juga mul naengmyeon (naengmyeon air) untuk membedakannya dengan Bibim Naengmyeon, yang tidak berkuah, namun dicampur dengan gochujang yang pedas lalu dililit seperti sate. Variasi lainnya adalah mulhoe naengmyeon atau naengmyeon dengan makanan laut.

* Japchae (잡채): tumisan dangmyeon. Dangmyeon (bihun) terbuat dari tepung kentang, lalu dimasak dengan sayuran, daging sapi dan bumbu rempah-rempah, kadang-kadang juga divariasikan dengan tambahan makanan laut contohnya haemul japchae (japchae gurita).

* Jajangmyeon (자장면): mie saus kacang kedelai hitam yang sangat digemari di Korea. Asalnya adalah mie khas Beijing (RRT) yang diadaptasikan dengan cita rasa Korea.

* Kalguksu (칼국수): mie tipis dengan kuah ikan tuna dan sayuran.

* Ramyeon (라면): mie ramen khas Korea, namun agak berbeda dengan ramen dari Jepang. Ramyeon Korea dapat pula berarti mie instan yang dijual kemasan. Ramyeon dimasak dengan kuah yang sangat pedas dan biasanya ditambah sayuran, daging atau kimchi.

[sunting] Makanan ringan

Di Korea, makanan ringan dijual di gerobak-gerobak pinggir jalan di siang dan malam hari. Pada malam hari pedagang makanan mendirikan tenda-tenda kecil yang menjual makanan ringan, minuman dan arak (soju). Jenis-jenis makanan ringan yang biasa dijual adalah patbingsu, es krim di saat musim panas, gimbap, tteokbokki, hotteok, eomuk, bungeoppang, dan sebagainya.
[sunting] Gimbap
Nasi gulung Gimbap
Bindaeddeok

* Gimbap (nasi rumput laut, 김밥) sangat mudah dibuat. Terbuat dari nasi yang dibalut rumput laut kering (Kim), isinya bervariasi dari sayur-sayuran, telur goreng, ikan, daging, sosis, dan biji-bijian. Variasi isi gimbap lainnya: tuna, keju, bulgogi dan sebagainya.

[sunting] Buchimgae/Jeon

Buchimgae atau Jeon adalah jenis kudapan yang dibuat dari kimchi atau makanan laut yang dicampur dengan adonan tepung dan digoreng menjadi seperti pancake. Variasi:

*
o Pajeon (파전): pancake yang terbuat dari campuran telur, tepung, bawang bombai, dan kerang.
o Bindaetteok (빈대떡): pancake yang terbuat dari campuran kacang hijau, bawang bombai, dan kimchi.

[sunting] Bungeo-ppang/Gukwa-Ppang/Gyeran-ppang

* Bungeoppang (붕어빵; "roti ikan mas") adalah jenis kue panggang yang diisi dengan pasta kacang merah dengan cetakan berbentuk ikan.

* Gukwa-ppang (국화빵) hampir sejenis dengan bungeoppang, namun berbentuk bunga.

* Gyeran-ppang (계란빵) kue panggang yang berbentuk persegi/lingkaran. Jenis-jenis ppang ini biasa dijual di pedagang kaki lima.

[sunting] Makanan ringan lainnya

* Ddeokbokki (떡볶이): kue beras yang direbus dengan saus pedas gochujang.

* Soondae (순대): sosis khas Korea yang terbuat dari campuran nasi, darah sapi/babi, mie kentang, kecambah, bawang bombai, bawang putih.

* Ho-tteok (호떡) : sejenis pancake, namun diisi dengan bahan sirup seperti gula merah, madu, kacang parut dan kayu manis. Hotteok biasa dijual pada saat musim dingin untuk menghangatkan tubuh.

Bossam
[sunting] Anju (makanan sampingan dan minuman keras)

* Anju (안주) adalah istilah umum untuk makanan sampingan yang dikonsumsi bersama minuman beralkohol (soju). Biasanya disajikan di bar-bar, noraebang dan restoran-restoran yang menyajikan minuman keras. Cumi rebus dengan saus gochujang, dubu kimchi, odeng/ohmuk, gimbap, samgagimbap (onigiri khas Korea), sora, dan nakji (gurita kecil) adalah beberapa contoh makanan yang dihidangkan sebagai anju. Jenis anju lainnya adalah soondae, samgyeopsal, dan dwejigalbi. Sebagian besar makanan Korea disajikan sebagai anju, namun berbeda dengan banchan.

[sunting] Dessert
Tteok
Hahngwa

* Tteok (떡): kue yang terbuat dari tepung beras (메떡, metteok), nasi ketan yang ditumbuk (찰떡, chaltteok), atau nasi ketan tanpa ditumbuk (약식, yaksik). Tteok dapat disajikan dingin, diisi atau dilapisi dengan pasta kacang hijau manis, pasta kacang merah, kismis, biji wijen, kacang merah yang dihaluskan, labu, kacang atau madu.

* Songpyeon (송편): kue beras lembut yang disajikan pada hari raya Chuseok (Festival Panen). Seongpyeon dapat berisi madu, manisan atau kacang merah.

* Yaksik (약식) kue yang dibuat dari beras manis, kacang chestnut, kacang cemara, dan jujube.

* Chapssaltteok (찹쌀떡): sama dengan mochi, yaitu variasi tteok yang diisi dengan pasta kacang manis.

* Hahngwa (한과): paket kue tradisional yang berisi kue-kue, tepung biji-bijian, madu, yeot, buah-buahan atau akar-akaran yang dapat dimakan.

* Yugwa (유과): kue beras yang digoreng.

* Maejakgwa (매작과): kue berbentuk cincin yang terbuat dari campuran tepung, minyak sayur, kayu manis, jahe, jocheong dan kacang cemara.

Variasi lainnya:

* Suksilgwa (숙실과)
* Gwapyeon (과편)
* Dasik (다식)
* Jeonggwa (정과)
* Yeot gangjeong (엿강정)
* Yeot (엿): permen khas yang dibuat dalam bentuk cairan atau padat, terbuat dari nasi, kaoliang, jagung, kentang manis atau campuran biji-bijian, lalu difermentasikan dan direbus di panci besar dalam waktu lama.

[sunting] Minuman
[sunting] Minuman non-alkohol
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teh Korea

Terdapat bermacam-macam jenis minuman berdasarkan daerahnya. Sebagian besar bahan teh Korea bukanlah dari daun tanaman teh, melainkan bahan-bahan alami lain seperti beras, rempah-rempah, gandum, atau buah-buahan. Penghasil teh hijau terbesar di Korea adalah kota Boseong.
Sikhye

* Insam cha (인삼차) – teh ginseng
* Saenggang cha (생강차) – teh akar jahe
* Sujeonggwa (수정과) – sari buah kesemek
* Sikhye (식혜) – sari nasi manis
* Yujacha (유자차) – teh buah yuzu
* Bori cha (보리차) – teh dari barley (jenis gandum) yang dipanggang
* Oksusu cha (옥수수차) – teh dari jagung yang dipanggang
* Hyeonmi cha (현미차) – teh dari beras yang dipanggang
* Sungnyung (숭늉) – sari beras/nasi yang dihanguskan

[sunting] Minuman berakohol
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Arak Korea
Makgeolli, jenis takju

Minuman keras khas Korea (arak; ju/sul) yang paling umum adalah soju (소주). Terdapat lebih dari 100 jenis minuman berakohol seperti produk bir atau arak yang dikonsumsi warga Korea. Jenis-jenisnya: Bir:

* Cass, Hite, Hite Prime, Hite Prime Max, Cafri, OB lager beer dan sebagainya, serta Taedonggang (대동강) yang merupakan bir produksi Korea Utara.

Jenis-jenis arak:

* Soju adalah arak yang dibuat dari beras/gandum atau kentang yang difermentasikan dengan kadar alkohol 22% ABV. Sebagian besar warga Korea sangat gemar minum soju.

* Yakju adalah jenis lain yang dibuat dari beras fermentasi, jenis yang paling terkenal adalah cheongju.
* Takju adalah jenis arak kental, jenis yang paing terkenal ialah makgeolli (막걸리), arak putih susu yang terbuat dari beras.

Anggur Korea terbuat dari sari-sari buah dan tanaman herbal seperti dari akasia, ginseng, plum maesil, mogwa, cherry, buah cemara, dan buah delima. Anggur Majuang adalah minuman yang terbuat dari campuran buah anggur Korea dengan buah anggur Perancis atau Amerika.
[sunting] Inovasi kontemporer

Makanan fusion semakin populer di Korea. Terdapat banyak restoran Cina, India, Italia, Jepang, Amerika, Perancis dan lain-lain di Korea Selatan. Selain itu, para imigran dari Asia Tenggara, Mongolia dan Asia Selatan yang banyak bekerja sebagai tenaga kerja asing, ikut pula memberi warna pada keragaman jenis kuliner di Korea Selatan. Pada restoran Pizza Hut contohnya kita dapat juga memesan kue tradisional Korea seperti Tteok.

Restoran vegetarian, seiring dengan menurunnya pengaruh Buddhisme, menjadi lebih sedikit diminati, namun masih bisa ditemukan di setiap daerah.
[sunting] Restoran Korea di luar negeri

Restoran Korea dapat dengan mudah dijumpai di daerah dengan populasi warga Korea yang signifikan. Komunitas ini biasanya disebut koreatown (kota Korea). Di Indonesia, restoran-restoran Korea dapat ditemukan di permukiman warga Korea di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan atau di Lippo Village, Tangerang.

Restoran yang dikelola oleh pemerintah Korea Utara juga dapat ditemukan di RRT, Mongolia, Kamboja, Thailand, dan Vietnam.
[sunting] Konsumsi daging anjing
Hidangan daging anjing di Korea Selatan

Konsumsi daging anjing adalah bagian dari kuliner dan pengobatan tradisional Korea. Masakan daging anjing yang biasa dikonsumsi adalah bosintang (sup daging anjing) dan pada obat-obatan tradisional gaeju (개주) atau gaesoju (개소주). Daging anjing dipercaya dapat meningkatkan energi yang hilang akibat cuaca panas dan stamina seksual. Sejarahnya, dahulu daging anjing juga dikonsumsi karena kemiskinan. Setidaknya sekitar 2 juta ekor anjing disembelih per tahun di Korea Selatan, atau dengan perkiraan 1,4 kg per orang.

Konsumsi daging anjing di Korea Selatan menjadi kontroversial sejak penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 1988 dan Piala Dunia 2002. Pemerintah Korea Selatan melarang penjualan daging anjing sebelum berlangsungnya Olimpiade 1988 akibat tekanan aktivis hewan dan dunia internasional. Namun peraturan itu tidak secara kuat ditekankan. Petisi online pemrotes konsumsi dan penyiksaan anjing telah mengumpulkan ribuan tanda tangan di Korea Selatan.